Tak Hiraukan Zona Aman, Israel terus Gempur Wilayah Mawasi hingga 900 orang Tewas
JAKARTA – Israel terus melanjutkan serangan brutalnya di wilayah Mawasi, Gaza, Palestina. Hal ini terus dilakukan Tel Aviv meski daerah itu telah ditetapkan sebagai zona aman pengungsian.
Pada Minggu (14/7/2024), serangan Israel di wilayah itu telah menewaskan 90 orang warga dan 300 warga lain terluka. Dikatakan bahwa perempuan dan anak-anak menyumbang setengah dari korban tewas dan luka.
Seorang warga bernama Aya Mohammad menggambarkan kengerian yang ditimbulkan setelah serangan itu. Ia menyebut Mawasi telah berubah dari kota menjadi gurun hangus yang dipenuhi mobil-mobil yang terbakar dan mayat-mayat yang hancur.
“Saat-saat ketika tanah berguncang di bawah kaki saya dan debu serta pasir membubung ke langit dan saya melihat tubuh-tubuh yang terpotong-potong. Tidak seperti yang pernah saya lihat dalam hidup saya,” katanya kepada Reuters.
“Ke mana harus pergi adalah pertanyaan semua orang, dan tidak ada yang tahu jawabannya.”
Israel mengatakan serangannya di wilayah Mawasi menargetkan komandan militer Hamas, Mohammed Deif dan Rafe Salama. Deif dianggap sebagai arsitek serangan 7 Oktober di kota-kota dan desa-desa Israel yang memicu perang Gaza.
“Kami menyerang sebuah area terbuka, dengan beberapa bangunan dan gudang. Itu adalah kompleks yang dikelola oleh Hamas dan bukan sebuah kamp tenda,” klaim Israel.
Hamas membantah klaim bahwa Israel menargetkan Deif dan Salam. Kelompok itu menyebut serangan itu sebagai “pembantaian yang mengerikan.”
“Klaim pendudukan yang menargetkan para pemimpin adalah klaim palsu, dan ini bukan pertama kalinya pendudukan mengklaim menargetkan para pemimpin Palestina, namun kebohongan mereka akan terungkap kemudian,” bunyi pernyataan tersebut.
Lebih jauh ke selatan di Rafah, fokus utama kemajuan Israel sejak Mei, warga melaporkan adanya pertempuran baru pada hari Senin. Pasukan Israel di bagian Barat dan tengah kota disebut meledakkan beberapa rumah.
“Kami menemukan 10 jenazah warga Palestina yang tewas akibat tembakan Israel di wilayah timur kota tersebut, beberapa di antaranya sudah mulai membusuk,” papar pejabat medis Gaza.
Di hari yang sama, militer Israel juga meningkatkan serangan udara dan tank di Gaza tengah di kamp pengungsi bersejarah Al Bureij dan Al Maghazi. Pejabat kesehatan mengatakan lima warga Palestina tewas dalam serangan udara Israel terhadap sebuah rumah di kamp Maghazi.
Militer Israel mengatakan angkatan udara menyerang puluhan sasaran militer Palestina di Gaza, menewaskan banyak pria bersenjata. Dikatakan bahwa pasukannya menewaskan orang-orang bersenjata di Rafah dan Gaza tengah, terkadang dalam pertempuran jarak dekat. Serangan ini terjadi pada saat negosiasi gencatan senjata dan pembebasan sandera berlangsung. Seorang pejabat senior Hamas mengatakan pada hari Minggu bahwa kelompoknya tidak keluar dari perundingan meskipun ada serangan di wilayah Mawasi.
Pada konferensi persnya hari Sabtu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan dia tidak akan bergerak “satu milimeter pun” dari kerangka perdamaian tiga fase yang sebelumnya diusulkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden. Ia mengklaim Hamas telah meminta 29 perubahan terhadap proposal tersebut, namun pihaknya menolak untuk melakukan satu pun perubahan.
Di saat poin negosiasi masih alot, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bertemu dengan Penasihat Keamanan Nasional Israel Tzachi Hanegbi dan Menteri Urusan Strategis Israel Ron Dermer di Washington pada hari Senin untuk membahas solusi perdamaian untuk kedua negara.
“Saya akan memberi tahu Anda apa yang kami dengar langsung dari dua penasihat senior Perdana Menteri Netanyahu hari ini, yaitu bahwa Israel masih berkomitmen untuk mencapai gencatan senjata. Ada beberapa poin yang masih menjadi kendala dan kami sedang berupaya untuk mencoba dan menyelesaikannya. Kami berkomitmen untuk mencoba melakukan itu,” kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan setidaknya 38.000 warga Palestina telah tewas dalam serangan militer Israel sejak 7 Oktober. Kementerian ini tidak membedakan antara kombatan dan non-kombatan, namun para pejabat mengatakan sebagian besar korban tewas selama perang adalah warga sipil.
Israel mengatakan mereka telah kehilangan 326 tentara di Gaza dan mengatakan setidaknya sepertiga dari korban jiwa warga Palestina adalah anggota dari milisi Hamas.
Perang ini sendiri dimulai setelah serangan yang dipimpin Hamas di Israel pada 7 Oktober yang menewaskan 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dan membuat lebih dari 250 warga Negeri Zionis disandera. []
Nur Quratul Nabila A