Taman Gubang Jadi Model Penguatan Ekonomi Desa Lewat Wisata
24/06/2025
ADVERTORIAL — Upaya membangkitkan kembali sektor pariwisata desa di Kutai Kartanegara (Kukar) terus mendapat dukungan dari pemerintah daerah. Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) berkomitmen mendorong penguatan destinasi wisata yang dikelola mandiri oleh masyarakat, seperti Taman Gubang di Desa Loa Ulung, Kecamatan Tenggarong Seberang.
Ridha Patrianta, Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Wisata Dispar Kukar, menyebutkan bahwa pendekatan kolaboratif menjadi strategi utama dalam mengembangkan potensi wisata desa agar tidak stagnan. “Kami melihat semangat besar dari masyarakat di desa seperti Loa Ulung. Itu menjadi penyemangat kami untuk terus membina, mendampingi, dan memperkuat infrastruktur serta SDM pengelola wisata. Wisata mandiri tetap bisa maju jika ada kolaborasi nyata dari semua pihak,” katanya, Senin (23/06/2025) di Tenggarong.
Ia menggarisbawahi bahwa tantangan pengelolaan destinasi seperti Taman Gubang bukan hanya berkutat pada dana. Lebih dari itu, aspek pendampingan teknis dan pembangunan sistem manajemen destinasi yang berkelanjutan justru sangat dibutuhkan.
“Kami di Dispar tidak ingin masyarakat berjalan sendiri. Oleh karena itu, kami aktif membangun sinergi lintas perangkat daerah seperti Dinas Pekerjaan Umum untuk infrastruktur akses jalan, Dinas Koperasi dan UKM untuk memperkuat peran UMKM lokal, serta Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk menjaga keberlanjutan lingkungan destinasi wisata,” jelas Ridha.
Dispar Kukar menegaskan bahwa revitalisasi tidak selalu bergantung pada status aset. Dalam hal ini, objek wisata milik komunitas tetap bisa difasilitasi melalui program pendampingan, pelatihan intensif, penyusunan masterplan, dan promosi digital.
“Kami ingin memastikan bahwa semangat warga tidak padam hanya karena terkendala aturan atau fasilitas. Pemerintah harus jadi penyambung harapan, bukan penghambat inisiatif baik. Dan kami optimistis, dengan semangat ini, Taman Gubang bisa bangkit lagi,” tegasnya.
Di sisi lain, Kepala Desa Loa Ulung, Hermi, menyampaikan kendala yang dihadapi masyarakat dalam mengelola Taman Gubang secara mandiri. “Kami sudah bantu dengan jalan semenisasi dan penerangan, tapi kami tidak bisa masuk terlalu jauh karena ini bukan aset milik desa. Semua operasionalnya masih ditanggung oleh pengelola,” ungkapnya.
Ia menyoroti sejumlah persoalan mendasar yang kerap dikeluhkan pengunjung, seperti akses jalan yang sempit hingga fasilitas yang kurang memadai. “Bus besar kesulitan masuk, itu menghambat rombongan datang. Padahal objek ini bisa berkembang jauh kalau sarana penunjangnya kuat,” tambah Hermi.
Tantangan lainnya datang dari sisi fasilitas umum yang mulai mengalami penurunan kualitas, seperti toilet yang belum memenuhi standar dan minimnya ruang bermain bagi anak-anak. Kurangnya promosi digital juga berdampak pada menurunnya jumlah kunjungan.
Meski begitu, dengan dorongan dan sinergi aktif antara pemerintah dan masyarakat, harapan untuk menghidupkan kembali Taman Gubang tetap terbuka lebar. Dukungan program revitalisasi dan penguatan UMKM lokal menjadi elemen penting agar destinasi ini tidak sekadar bertahan, melainkan tumbuh sebagai contoh wisata komunitas yang tangguh di Kukar.[]
Penulis: Suryono | Penyunting: Aulia Setyaningrum