Tanggul Jebol Sebabkan Banjir di Grobogan dan Demak, Puluhan Desa Terendam

SEMARANG – Bencana banjir kembali melanda wilayah Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Demak, Provinsi Jawa Tengah, akibat tanggul sungai yang jebol menyusul hujan deras berintensitas tinggi. Peristiwa ini menyebabkan puluhan desa di dua kabupaten tersebut terendam banjir sejak akhir pekan lalu.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah, Bergas Catursasi Penanggungan, menyampaikan bahwa peristiwa jebolnya tanggul sudah terjadi berulang kali dan menimbulkan dampak yang signifikan.
Oleh karena itu, pihaknya mendorong instansi terkait seperti Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) dan Dinas Sumber Daya Air dan Tata Ruang (Pusdataru) Jawa Tengah untuk segera memperkuat sistem drainase dan perbaikan tanggul secara menyeluruh.
“Masalahnya bukan hanya pada sungai utama, tetapi juga anak-anak sungai seperti Klitek dan Gronggong. Keduanya merupakan anak Sungai B1 yang sangat rawan saat hujan deras,” ujar Bergas melalui sambungan telepon, Rabu (21/5/2025).
Banjir di Grobogan mulai terjadi pada Jumat malam, 16 Mei 2025, pukul 22.30 WIB, setelah hujan deras menyebabkan tanggul Sungai Klitek dan Sungai Renggong jebol.
Sementara itu, banjir di Kabupaten Demak terjadi sejak Minggu, 18 Mei 2025, pukul 18.00 WIB akibat meningkatnya debit air dari hulu yang membuat tanggul Sungai Tuntang jebol di wilayah Desa Karangrejo dan Desa Kembangan, Kecamatan Bonang.
Menurut Bergas, BBWS telah menutup tanggul yang jebol di Grobogan sepanjang 10–12 meter. Namun, banjir masih menggenangi permukiman warga karena posisi geografis wilayah tersebut berada di cekungan.
“Air tidak bisa langsung surut ke sungai, sehingga saat ini kami masih melakukan pemompaan untuk mengalirkan air dari permukiman ke sungai. Debit air sungai sudah rendah, jadi pemompaan lebih efektif,” ujarnya.
Untuk wilayah Demak, proses penanganan tanggul Sungai Tuntang yang jebol juga sedang dilakukan bersama BBWS. Tanggul tanah sepanjang aliran sungai tersebut dinilai sangat rawan karena panjang total Sungai Tuntang mencapai 108 kilometer, dengan bagian paling rentan berada di wilayah tengah hingga hilir.
Bergas mengimbau masyarakat di sepanjang bantaran sungai untuk tetap siaga menghadapi potensi banjir susulan, terlebih memasuki masa transisi musim. Ia mengingatkan bahwa hujan berintensitas tinggi dalam durasi singkat dapat memicu luapan air yang cepat.
“Jika warga melihat air sungai mulai naik, segera amankan barang-barang penting dan bersiap evakuasi. Langkah dini bisa mencegah jatuhnya korban dan kerugian besar,” tegasnya.
BPBD Jawa Tengah saat ini terus berkoordinasi dengan dinas teknis terkait dan pemerintah daerah guna mempercepat pemulihan serta penyusunan kajian teknis sistem drainase dan penguatan tanggul di wilayah-wilayah rawan bencana. []
Nur Quratul Nabila A