Tarif Ojol Dinilai Tak Seimbang dengan Kerja Keras

SAMARINDA – Di tengah meningkatnya kebutuhan hidup dan kenaikan harga bahan bakar, para pengemudi ojek online (ojol) di Samarinda menghadapi tantangan ekonomi yang semakin berat. Salah satunya adalah Muhammad Thoriq, pengemudi Grab yang sudah menjalani profesinya sejak 2023. Ia mengaku pendapatan hariannya kini menurun dibandingkan tahun sebelumnya.

Setiap hari, Thoriq memulai aktivitas sejak pukul 07.00 pagi hingga malam hari. Dari hasil jerih payah itu, penghasilannya berkisar antara Rp100.000 hingga Rp150.000 per hari. Sebagian besar pesanan yang ia layani adalah pengantaran makanan, sementara order penumpang semakin jarang. Kondisi ini diperparah dengan menurunnya tarif per order dan meningkatnya jumlah pengemudi di lapangan, yang membuat persaingan semakin ketat.

“Kalau dibilang berat ya berat, Mas. Pendapatan sekarang jauh menurun, apalagi tarif juga makin kecil. Dari pagi sampai malam paling mentok dapat Rp150.000. Itu pun belum potong bensin. Bonus dari aplikasi juga cuma formalitas, harus sampai 30 order baru dapat Rp30.000,” ujar Muhammad Thoriq saat ditemui di sekitar Perum Karpotek, Samarinda, Kamis (30/10/2025).

Selain masalah pendapatan, Thoriq juga kerap menghadapi orderan fiktif. Menurutnya, meski pihak perusahaan menyediakan mekanisme penggantian, prosedur yang rumit membuat sebagian besar pengemudi enggan melapor. Proses klaim ganti rugi membutuhkan berbagai dokumen dan waktu yang cukup lama, sehingga jarang berakhir dengan pengembalian dana.

Tidak hanya itu, kondisi cuaca yang tidak menentu, harga bahan bakar yang terus naik, serta minimnya perlindungan dari perusahaan membuat penghasilan para ojol semakin tidak menentu. Namun, di tengah situasi tersebut, Thoriq tetap berusaha bertahan demi membantu ekonomi keluarga dan biaya sekolah adiknya.

“Saya cuma berharap tarif ojol bisa dinaikkan. Bukan karena ingin lebih, tapi biar sebanding sama kerja keras di lapangan. Banyak orang pikir penghasilan ojol besar, padahal belum dikurangi bensin dan kebutuhan harian,” ungkap Thoriq menutup perbincangan. []

Penulis: Rifky Irlika Akbar | Penyunting: Aulia Setyaningrum

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *