Tekanan Krisis Keamanan, Menhan Nigeria Lengser

JAKARTA – Keputusan mengejutkan datang dari pemerintah Nigeria di tengah meningkatnya ancaman keamanan nasional. Menteri Pertahanan Nigeria, Mohammed Badaru Abubakar, resmi mengundurkan diri di saat negara tersebut berada dalam sorotan dunia akibat gelombang penculikan massal yang kembali terjadi. Pengunduran diri ini disampaikan langsung oleh kantor kepresidenan pada Senin (01/12/2025), dan mulai berlaku segera.

Menurut laporan AFP, Nigeria masih berjuang keras merespons situasi keamanan yang kian memburuk. Krisis memuncak setelah Presiden Bola Tinubu menetapkan darurat keamanan nasional pekan lalu, menyusul penculikan ratusan warga—mayoritas anak sekolah—dalam rentang waktu hanya beberapa hari.

Juru bicara kantor kepresidenan, Bayo Onanuga, mengonfirmasi bahwa mundurnya Abubakar, yang kini berusia 63 tahun, dipicu oleh alasan kesehatan. “Pengunduran dirinya terjadi di tengah pernyataan Presiden Tinubu tentang darurat keamanan nasional, dengan rencana untuk menguraikan cakupannya pada waktunya nanti,” ujar Onanuga dalam keterangan tertulisnya.

Nigeria, yang merupakan negara dengan populasi terbesar di Afrika, memang telah lama menghadapi ketidakstabilan keamanan. Namun meningkatnya penculikan massal dalam beberapa bulan terakhir menambah tekanan terhadap pemerintah dan aparat keamanan. Kasus terbaru yang menyita perhatian terjadi pada 21 November lalu, ketika kelompok bersenjata menculik lebih dari 300 guru dan staf di Sekolah St Mary, wilayah utara Nigeria. Kapasitas pertahanan internal pun kembali dipertanyakan setelah hanya 50 orang yang berhasil melarikan diri, sementara ratusan lainnya masih ditahan.

Dalam kunjungan ke Kontagora, Negara Bagian Niger, penasihat keamanan nasional Nigeria, Nuhu Ribadu, memberikan pernyataan menenangkan publik. “Anak-anak baik-baik saja dan akan segera kembali,” kata Ribadu, berupaya meredakan kekhawatiran keluarga korban dan masyarakat luas.

Penculikan massal bukanlah fenomena baru di Nigeria. Negara ini masih dibayangi kasus penculikan siswi Chibok oleh kelompok Boko Haram lebih dari sepuluh tahun lalu—peristiwa yang kemudian menjadi sorotan internasional. Sejak pemberontakan jihadis di kawasan barat laut pada 2009, pemerintah terus menghadapi berbagai serangan yang menargetkan warga sipil.

Melihat kondisi yang semakin genting, Presiden Tinubu memerintahkan langkah cepat: mulai dari pemberlakuan status darurat, peningkatan operasi keamanan, hingga rencana perekrutan besar-besaran untuk memperkuat kapasitas kepolisian dan militer. Langkah ini diambil sebagai respons atas semakin luasnya sasaran aksi penculikan—anak sekolah, guru, jemaat gereja, pendeta, pengantin, petani, perempuan, hingga anak-anak.

Di tengah upaya tersebut, pengunduran diri Menhan Abubakar menandai dinamika baru dalam kabinet Nigeria. Publik kini menaruh harapan pada pemerintah untuk segera menempatkan pejabat baru yang mampu membawa stabilitas, sekaligus menekan laju penculikan massal yang sudah berlangsung terlalu lama. []

Siti Sholehah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *