Teror Kekerasan Kembali Hantui Bengkulu, Tukang Parkir Jadi Korban Pembacokan

BENGKULU – Aksi kekerasan oleh kelompok tak dikenal kembali mencoreng ketenangan masyarakat Kota Bengkulu. Seorang juru parkir bernama Indra Setiawan (20) menjadi korban serangan brutal di pos parkir Rumah Sakit Detasemen Ketentaraan (RS DKT) Bengkulu, Minggu (20/7/2025) dini hari.

Insiden ini terjadi sekitar pukul 03.00 WIB ketika Indra sedang bertugas dalam sif malam.

Sekelompok pria bertopeng dan bersenjata tajam secara tiba-tiba menyerbu pos parkir. Dalam serangan cepat dan membabi buta tersebut, Indra mengalami luka bacok parah di tangan kanan dan bagian perut.

Kapolresta Bengkulu, Kombes Pol Sudarno, mengonfirmasi bahwa pihaknya telah menerima laporan resmi dari korban dan kini tengah melakukan pendalaman.

“Kami sudah menerima laporan korban, laporan sedang kami dalami,” ujar Sudarno saat dihubungi melalui sambungan telepon.

Serangan terhadap juru parkir ini bukanlah kejadian yang berdiri sendiri. Sejak September 2024, catatan menunjukkan bahwa kelompok bermotor bersenjata tajam telah menebar teror di sejumlah lokasi di Bengkulu.

Aksi-aksi tersebut tak hanya menyasar warga sipil biasa, namun juga pengemudi ojek online serta para pekerja malam.

Pada Oktober 2024, aparat kepolisian berhasil mengamankan 35 anggota kelompok ini, yang mayoritas masih berstatus pelajar tingkat SMP dan SMA.

Para pelaku dewasa dikenakan sanksi hukum, sementara pelaku di bawah umur diarahkan untuk menjalani pendampingan, wajib lapor, dan berkoordinasi dengan sekolah serta orangtua.

Namun, tindakan represif saat itu tampaknya belum cukup memberikan efek jera. Meski sempat mereda, aksi kelompok ini kembali muncul pada Februari 2025, saat Tim Resmob Macan Gading Satreskrim Polresta Bengkulu menangkap tujuh remaja di bawah umur setelah menerima laporan keresahan dari masyarakat.

“Mereka diamankan oleh polisi karena adanya laporan masyarakat yang mengaku resah karena adanya kelompok bersenjata tajam yang berkeliaran di jalanan,” jelas Kombes Pol Sudarno.

 

 

Kejadian di RS DKT menunjukkan bahwa kelompok ini belum sepenuhnya hilang. Ahmad, rekan korban yang juga bertugas sebagai tukang parkir, mengungkapkan bahwa Indra sedang bekerja saat gerombolan itu datang.

“Teman saya diserang gerombolan pria bersenjata tajam bermotor mengenakan topeng. Mereka datang lalu membacok tanpa sebab,” kata Ahmad saat ditemui di RS DKT.

 

Warga Kota Bengkulu, Galih Mahendra, menyatakan keprihatinannya atas insiden ini. Ia menilai semua pihak harus bersinergi agar masalah gerombolan liar tidak semakin meluas.

“Semua harus bertindak, kepala daerah, polisi, guru, orang tua, dan lainnya. Bila tidak bertindak, akan banyak korban berjatuhan,” tegas Galih.

Menurut Galih, pekerja malam seperti tukang parkir, pengemudi ojek, hingga pedagang, menjadi kelompok yang paling rentan.

“Kebrutalan gerombolan ini sangat mengganggu, terutama bagi pekerja malam,” ujarnya.

Masyarakat Bengkulu kini berharap pada peningkatan patroli malam, edukasi dini di sekolah, dan penegakan hukum yang tegas untuk mengembalikan rasa aman di tengah kota. []

Nur Quratul Nabila A

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *