Tersinggung karena di Tegur, Pria di Sidrap Bunuh Ibu Rumah Tangga

SIDRAP – Peristiwa tragis terjadi di Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap), Sulawesi Selatan. Seorang ibu rumah tangga (IRT) berinisial JU (45) ditemukan tewas mengenaskan di kebunnya setelah ditebas menggunakan parang oleh pria berinisial RU (31).
Insiden berdarah ini diduga berawal dari masalah sepele, ketika korban menegur pelaku karena menginjak tanaman cabai miliknya. Teguran itu rupanya menyinggung perasaan RU hingga ia kehilangan kendali dan melakukan aksi keji tersebut.

Kapolres Sidrap AKBP Fantry Taherong membenarkan bahwa pihaknya telah berhasil menangkap pelaku dalam waktu singkat setelah kejadian.
“Kami berhasil mengamankan seorang pria terduga pelaku pembunuhan terhadap seorang ibu rumah tangga,” ujarnya kepada wartawan, Kamis (16/10/2025).

Peristiwa itu terjadi di Desa Lombo, Kecamatan Pitu Riase, pada Selasa (14/10/2025) sekitar pukul 11.30 Wita. Korban pertama kali ditemukan oleh anaknya dalam keadaan tidak bernyawa di area kebun, dengan luka parah di bagian tubuh akibat sabetan senjata tajam.

Polisi yang mendapat laporan segera mendatangi tempat kejadian perkara (TKP). Di lokasi, petugas menemukan sejumlah barang bukti penting yang mengarah kepada pelaku.
“Petunjuk mulai terbuka setelah tim menemukan sepeda motor yang ditinggalkan pelaku, alat pompa padi, dan sidik jari yang melekat pada beberapa barang di lokasi,” terang Fantry.

Berdasarkan hasil penyelidikan, pelaku RU sempat melarikan diri dan bersembunyi di area perkebunan di sekitar Kecamatan Pitu Riase. Tim kepolisian kemudian melakukan penyisiran dan akhirnya berhasil menangkapnya pada Rabu (15/10/2025), kurang dari 24 jam setelah kejadian.

“Motifnya tersinggung karena teguran korban (pelaku merusak tanaman cabai),” ungkap Fantry.

Kejadian ini mengguncang warga setempat karena dipicu oleh persoalan yang sangat sepele namun berujung pada kehilangan nyawa seseorang. Aparat kepolisian kini tengah melakukan pendalaman lebih lanjut untuk memastikan kondisi psikologis pelaku serta kemungkinan adanya faktor lain yang memengaruhi tindakannya.

Kasus ini menjadi pengingat keras bagi masyarakat agar mampu mengendalikan emosi dan menyelesaikan perbedaan secara bijak. Satu teguran kecil yang tak disikapi dengan kepala dingin dapat berubah menjadi tragedi yang tak hanya merenggut nyawa, tetapi juga masa depan seseorang. []

Siti Sholehah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *