Tingginya Kecelakaan Lalu Lintas di Jalan Pantura Rembang, Enam Nyawa Melayang

REMBANG – Kecelakaan lalu lintas yang terjadi di sepanjang Jalan Pantura Rembang dalam sepekan terakhir merenggut enam korban jiwa. Faktor kelelahan, infrastruktur jalan yang kurang memadai, serta peningkatan volume kendaraan selama libur panjang menjadi pemicu tingginya angka kecelakaan.
Berdasarkan catatan dari Satlantas Polres Rembang, terdapat lima kejadian kecelakaan yang tercatat selama libur panjang akhir Januari, di antaranya di Pantura Kaliori, Pertigaan Clangapan, dan traffic light Jalan Pantura Pentungan. Sebagian besar kejadian terjadi pada Kamis dan Jumat, pasca-perayaan Isra Mi’raj dan Imlek, yang diperkirakan menyebabkan peningkatan jumlah kendaraan.
Kecelakaan pertama terjadi di Kaliori, di mana satu orang meninggal dunia. Kemudian, di Pertigaan Clangapan, seorang pengendara sepeda motor terlindas truk dan tewas di lokasi kejadian. Di traffic light Jalan Pantura Pentungan, seorang anak berusia 9 tahun juga kehilangan nyawanya. Kecelakaan fatal lainnya terjadi di Desa Bulu, Mantingan, Rembang, yang mengakibatkan pasangan suami istri meninggal dunia setelah terlibat kecelakaan.
Kasatlantas Polres Rembang, AKP Sugito, melalui Kepala Unit Penegakan Hukum (Gakkum), Ipda Rahmat Hersa Widiatmoko, mengungkapkan bahwa banyak kecelakaan terjadi akibat pengaruh cuaca hujan yang mempengaruhi jarak pandang pengendara, serta penerangan jalan yang minim.
“Kondisi cuaca yang hujan menyebabkan visibilitas pengendara menurun, ditambah dengan kurangnya penerangan di beberapa titik jalan,” ujar Hersa.
Selain itu, faktor kelelahan menjadi salah satu penyebab utama. Seperti yang terjadi dalam kecelakaan di Kaliori, di mana pengendara diduga mengantuk dan lelah saat berkendara di dini hari.
“Kecelakaan ini merupakan kecelakaan tunggal yang disebabkan oleh pengendara yang mengantuk,” kata Hersa.
Kecelakaan juga terjadi di kawasan Bulu dan Mantingan, yang disebabkan oleh faktor serupa, yaitu mengantuk.
“Di Mantingan, sopir truk mengaku mengantuk, sehingga tidak dapat mengendalikan kendaraan dengan baik,” jelasnya.
Sementara itu, dalam kecelakaan yang melibatkan truk tronton box di Clangapan, terdapat keluhan terkait sistem lampu merah yang dinilai membingungkan bagi pengendara yang tidak familiar dengan jalur Pantura.
“Sistem lampu merah di persimpangan Clangapan seringkali membuat pengendara bingung, terutama pengemudi truk yang baru pertama kali melintasi jalur ini,” ungkap Hersa.
Kondisi jalan yang rusak, seperti yang terjadi di Pentungan, juga turut menjadi penyebab kecelakaan. Di persimpangan tersebut, terdapat jalan berlubang yang mengakibatkan sopir truk mengambil lajur kiri, yang seharusnya digunakan oleh sepeda motor atau kendaraan kecil.
“Kondisi jalan yang berlubang memaksa sopir truk untuk beralih ke lajur kiri, yang tidak sesuai dengan peruntukannya,” jelasnya.
Pihak kepolisian menghimbau agar masyarakat lebih waspada dan berhati-hati saat berkendara, terutama di daerah rawan kecelakaan. Peningkatan pengawasan terhadap infrastruktur jalan dan penerangan juga diharapkan dapat mengurangi potensi kecelakaan di masa depan. []
Nur Quratul Nabila A