TNI Tembak Mati 2 Anggota OPM, Sita Uang dan Senjata

PAPUA — Operasi gabungan yang digelar Tentara Nasional Indonesia (TNI) kembali menorehkan hasil di wilayah pegunungan tengah Papua. Dua anggota kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM) dilaporkan tewas dalam aksi tembak-menembak.
Kedua individu yang tewas adalah Lison Murib alias Limar Elas di Kampung Kunga dan Alena Murib alias Alerid Murib di Kampung Gunalu.
Juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat–Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM), Sebby Sambom, turut mengonfirmasi kabar kematian dua anggotanya.
Lison Murib diketahui telah lama menjadi buronan pihak berwenang dan masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) Polri sejak April 2020.
Ia terlibat dalam penembakan terhadap warga sipil di Mimika serta memperkuat barisan bersenjata di Kabupaten Puncak sebagai komandan kelompok Kunga.
Operasi yang dilakukan di dua lokasi tersebut juga berhasil mengamankan sejumlah barang bukti. Di Kampung Kunga, TNI menyita uang tunai, senjata tajam seperti parang dan panah, lima unit telepon genggam, satu alat komunikasi HT, teropong, munisi kaliber 5,56 mm, serta dokumen pribadi yang memperkuat dugaan keterlibatan mereka dalam jaringan separatis.
Sementara itu, dari Kampung Gunalu, ditemukan uang tunai puluhan juta rupiah, empat magazen, munisi 7,62 mm dan 5,56 mm, bendera Bintang Kejora, cap stempel TPNPB, serta dokumen yang memuat permintaan dana dan perlengkapan logistik lainnya.
Dugaan kuat mengarah pada aliran dana ilegal yang didapat melalui pemaksaan terhadap aparatur pemerintah serta masyarakat sipil.
Kepala Pusat Penerangan TNI, Mayor Jenderal TNI Kristomei Sianturi, dalam pernyataan resminya dari Cilangkap menegaskan bahwa operasi ini merupakan bagian dari pelaksanaan tugas TNI dalam Operasi Militer Selain Perang (OMSP), sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2025 tentang perubahan atas UU Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI.
“Setiap tindakan prajurit TNI dalam operasi untuk menghadapi kelompok bersenjata (OPM) ini dilaksanakan secara profesional, terukur, dan berdasarkan peraturan perundang-undangan. Namun di luar aspek penindakan, TNI tetap konsisten menjalankan pendekatan teritorial yang humanis dan dialogis, sebagai bagian dari upaya jangka panjang membangun stabilitas keamanan nasional terutama di Papua,” ujar Kristomei, Rabu (30/7/2025).
Ia juga menekankan bahwa TNI tetap membuka ruang damai bagi anggota OPM yang ingin kembali ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“TNI menyambut dengan tangan terbuka apabila ada anggota OPM yang menyadari kekeliruannya dan ingin kembali ke pangkuan NKRI dan bersama-sama membangun Papua demi masa depan masyarakat Papua yang lebih damai dan sejahtera,” tuturnya.
Dengan sikap yang tetap mengedepankan pendekatan dialogis, TNI menegaskan komitmennya dalam menjaga kedaulatan negara serta melindungi masyarakat Papua dari ancaman kekerasan bersenjata. []
Nur Quratul Nabila A