Tradisi Bajong Banyu di Magelang: Perang Air Sambut Ramadan dengan Sukacita
MAGELANG – Warga Dusun Dawung, Desa Banjarnegoro, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang memiliki tradisi unik dalam menyambut bulan suci Ramadan. Mereka menggelar ritual tahunan yang dikenal dengan nama Bajong Banyu atau perang air.
Salah satu tokoh masyarakat Dusun Dawung, Tri Setyo Nugroho atau yang akrab disapa Gepeng, menjelaskan bahwa Bajong Banyu merupakan tradisi yang telah berlangsung selama 11 tahun. Tradisi ini berakar dari ritual padusan, yaitu tradisi membersihkan diri sebelum memasuki bulan Ramadan.
“Ini merupakan tradisi turun-temurun dari nenek moyang kita, yakni padusan. Namun, kami mengemasnya dengan konsep yang lebih meriah agar anak-anak dan seluruh masyarakat dapat menikmati serta merasakan kegembiraan bersama,” ujarnya kepada Jawa Pos Radar Magelang, Minggu (23/2/2025).
Gepeng berharap tradisi ini dapat berkembang menjadi agenda pariwisata budaya tahunan yang tidak hanya dinikmati oleh warga setempat tetapi juga menarik wisatawan.
Berbeda dengan padusan pada umumnya yang dilakukan dengan mandi bersama di mata air, dalam Bajong Banyu peserta saling melempar air satu sama lain di tanah lapang. Ritual ini menjadi simbol penyucian diri menjelang Ramadan.
Prosesi diawali dengan pengambilan air oleh tokoh masyarakat dan perangkat desa di Sendang Dawung, yang berjarak sekitar 300 meter dari lokasi acara. Namun, untuk tahun ini, karena debit air sendang yang semakin berkurang, pihak desa menginisiasi upaya penghijauan di sekitar area tersebut.
“Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, kali ini hanya satu sesepuh yang mewakili pengambilan air. Saat ini, kami lebih fokus pada pelestarian alam dengan menanam bibit pohon pule sebagai simbol tanaman obat serta bibit kedawung, yang kini semakin langka,” jelas Gepeng.
Dengan adanya kegiatan ini, masyarakat tidak hanya merayakan datangnya bulan suci Ramadan, tetapi juga ikut berkontribusi dalam menjaga kelestarian lingkungan sekitar. []
Nur Quratul Nabila A
