Tragedi di New Orleans: 15 Orang Tewas dalam Serangan pada Pesta Tahun Baru

JAKARTA – Penabrakan brutal yang disertai dengan penembakan menjadi tragedi di pesta malam tahun baru Amerika Serikat (AS). Dalam update terbaru Kamis (2/1/2025), peristiwa yang terjadi di Rabu pukul 03.15 di French Quarter, Lousiana, New Orleans itu, sudah menewaskan 15 orang.

FBI pun merujuk seorang warga negara AS dengan bendera ISIS sebagai pelaku. Ia disebut telah “bertekad” untuk melakukan pembantaian dengan menabrakkan truk pikap ke kerumunan orang dan menembaki warga di jalan.

Mengutip AFP, FBI mengidentifikasi penyerang sebagai Shamsud-Din Jabbar, warga Texas berusia 42 tahun. Ia diketahui merupakan seorang veteran Angkatan Darat yang telah diberhentikan dengan hormat.

Ia disebut bekerja sebagai seorang agen real estat di Houston dan pernah bertugas sebagai spesialis TI di militer. Para pejabat mengatakan mereka sedang mencari kaki tangan tetapi tidak memberikan banyak detail.

Polisi menggambarkan Jabbar sebagai “teroris,” sementara FBI mengatakan “bendera ISIS ditemukan di dalam kendaraan itu” dan tengah mencari afiliasi pelaku dengan organisasi teroris.

Para pejabat mengatakan perburuan sedang berlangsung. Agen FBI memperingatkan bahwa pihak berwenang “tidak yakin bahwa Jabbar bertanggung jawab sepenuhnya”.

“Kami sedang memburu beberapa orang jahat,” tegas Gubernur Louisiana Jeff Landry.

Sementara itu, Pentagon mengatakan Jabbar telah bertugas di angkatan darat sebagai spesialis sumber daya manusia dan spesialis TI dari tahun 2007 hingga 2015. Ia kemudian di cadangan angkatan darat hingga tahun 2020.

“Ia dikerahkan ke Afghanistan dari Februari 2009 hingga Januari 2010,” kata seorang juru bicara angkatan darat, seraya menambahkan bahwa ia berpangkat Sersan Staf di akhir masa tugasnya.

Sebelumnya, tersangka menabrakkan truk pikap listrik Ford F-150 putih ke sekelompok pejalan kaki, lalu keluar dan tewas dalam baku tembak dengan polisi. Dua bom rakitan ditemukan di mobil dan telah dinetralisir.

“Pria ini mencoba menabrak orang sebanyak mungkin,” kata Kepala Polisi Anne Kirkpatrick kepada wartawan.

“Mengemudi dengan kecepatan sangat tinggi dan dengan cara yang sangat disengaja… dia bertekad menciptakan pembantaian dan kerusakan yang ditimbulkannya,” tambah Kirkpatrick.

Presiden AS Joe Biden mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pemerintahnya “tidak akan menoleransi serangan apa pun terhadap komunitas negara kita”.

Presiden terpilih Donald Trump segera mengaitkan serangan itu dengan imigrasi ilegal, tanpa memberikan bukti, dalam sebuah pernyataan yang dibuat sebelum pihak berwenang menjelaskan bahwa tersangka adalah warga Amerika.

Menurut keterangan kota, penjagaan polisi sudah ketat selama liburan Tahun Baru, karena pihak berwenang bersiap menghadapi kerumunan besar. Departemen kepolisian kota telah mengumumkan penambahan staf 100%, dengan tambahan 300 petugas yang membantu dari lembaga penegak hukum mitra, termasuk yang menunggang kuda dan menggunakan unit yang tidak bertanda. []

Nur Quratul Nabila A

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *