Trump Ancam Serang Meksiko, Ini Respons Sheinbaum
JAKARTA — Hubungan diplomatik Amerika Serikat (AS) dan Meksiko memanas setelah Presiden AS Donald Trump mengeluarkan ancaman keras terkait penanganan peredaran narkoba lintas negara. Trump menyebut tidak menutup kemungkinan melancarkan serangan di wilayah Meksiko apabila dianggap diperlukan untuk menghentikan aktivitas kartel narkoba. Pernyataan tersebut mendapat respons tegas dari Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum, yang menolak adanya campur tangan militer asing dalam urusan domestik negaranya.
Ancaman itu disampaikan Trump kepada wartawan di Gedung Putih pada Senin (17/11/2025) waktu setempat. Ketika ditanya apakah ia akan menyetujui operasi antinarkoba AS di Meksiko, Trump menjawab gamblang. “Apakah saya akan melancarkan serangan di Meksiko untuk menghentikan narkoba? Saya tak masalah. Apa pun yang harus kita lakukan untuk menghentikan narkoba,” kata Trump. Ia menambahkan, tindakannya itu dapat menyelamatkan nyawa jutaan orang jika diperlukan. “Saya tidak mengatakan saya akan melakukannya, tetapi saya akan bangga melakukannya. Karena kita akan menyelamatkan jutaan nyawa dengan melakukannya,” imbuhnya.
Pernyataan itu muncul di tengah meningkatnya tensi keamanan kawasan Karibia. Sejak Agustus, Washington mempertahankan kehadiran militer yang signifikan di wilayah tersebut, termasuk pengerahan enam kapal perang. Meskipun disebut untuk memerangi perdagangan narkoba, muncul spekulasi bahwa operasi itu juga mengarah pada potensi intervensi terhadap Venezuela.
Komando Selatan AS (SOUTHCOM) mengonfirmasi kehadiran Satuan Tempur kapal induk USS Gerald R Ford di Laut Karibia, yang berada di dekat Venezuela. Kapal induk terbesar di dunia itu turut dilengkapi dua kapal penghancur, serta sejumlah pesawat dan kapal pendukung lainnya. Pentagon menyebut operasi tersebut sebagai bagian dari “Operation Southern Spear”.
Sejak peluncuran operasi itu pada September lalu, pasukan AS telah melakukan serangan terhadap sedikitnya 20 kapal yang diduga membawa narkoba dan menewaskan sekitar 80 orang di perairan internasional. Namun, hingga kini Washington tidak memberikan rincian yang membuktikan bahwa seluruh korban merupakan penyelundup narkoba. Pakar hukum internasional menilai tindakan itu berpotensi dikategorikan sebagai pembunuhan di luar hukum.
Menanggapi ancaman Trump, Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum dengan tegas menolak kemungkinan serangan militer terhadap negaranya. Dalam konferensi pers, Sheinbaum berkata, “Itu tidak akan terjadi.” Ia menegaskan, Meksiko menghormati kerja sama antarpemerintah, namun tidak akan tunduk pada intervensi negara lain. “Kami tidak menginginkan intervensi oleh pemerintah asing mana pun. Ada kerja sama dan ada koordinasi, tetapi bukan subordinasi,” ujarnya.
Sheinbaum juga mengingatkan sejarah ketika AS pernah melakukan invasi ke Meksiko pada abad ke-19 dan merebut sebagian wilayahnya. “Terakhir kali Amerika Serikat datang untuk melakukan intervensi di Meksiko, mereka telah merebut separuh wilayahnya. Kami tidak dapat mengizinkan intervensi,” tegas Sheinbaum.
Pernyataan kedua pemimpin negara tersebut menjadi sorotan global, mengingat AS dan Meksiko merupakan mitra ekonomi dan sekutu utama dalam berbagai kerja sama kawasan. Situasi ini menambah ketegangan sekaligus menguji hubungan diplomatik kedua negara di tengah tantangan besar memerangi perdagangan narkoba internasional. []
Siti Sholehah.
