Trump Gelar Pertemuan Darurat Hadapi Ancaman Shutdown AS

WASHINGTON – Amerika Serikat kembali dihadapkan pada ancaman penutupan pemerintahan (government shutdown) di penghujung bulan September 2025. Presiden AS Donald Trump dijadwalkan bertemu dengan pimpinan Kongres dari Partai Republik dan Demokrat pada Senin (29/09/2025), hanya sehari sebelum batas waktu yang akan menentukan apakah roda pemerintahan federal tetap berjalan atau justru lumpuh sementara.
Pertemuan ini dipandang sebagai upaya terakhir mencari kesepakatan, mengingat perdebatan anggaran di Capitol Hill masih menemui jalan buntu. Ketua DPR Mike Johnson, Pemimpin Mayoritas Senat John Thune, Pemimpin Demokrat DPR Hakeem Jeffries, serta Pemimpin Minoritas Senat Chuck Schumer dipastikan hadir dalam pembahasan tersebut.
Seorang pejabat Gedung Putih membenarkan agenda itu, dengan menyebut bahwa Trump ingin menegaskan kembali posisinya terkait pentingnya pengesahan pendanaan sementara. Tanpa resolusi jangka pendek, pemerintahan federal dapat berhenti beroperasi mulai 1 Oktober, awal tahun fiskal baru.
Trump sebelumnya mendesak anggota Partai Republik di Kongres untuk memberikan suara mendukung perpanjangan pendanaan pemerintah. Ia menuding Partai Demokrat sebagai pihak yang sengaja mendorong penutupan.
“Jika harus ditutup, memang harus ditutup, tetapi mereka [Partai Demokrat]-lah yang akan menutupnya,” kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih, Jumat pekan lalu.
Kebuntuan ini membuat ketegangan politik kian meningkat. Menurut Politico, Trump berpotensi menghadapi penutupan federal secepat Rabu apabila tidak ada kompromi dengan kubu Demokrat. Kondisi ini mengingatkan pada penutupan pemerintahan terpanjang dalam sejarah AS selama 35 hari pada masa jabatan pertamanya.
Sementara itu, Wakil Presiden AS JD Vance ikut menyoroti sikap Partai Demokrat. Dalam wawancaranya dengan Fox News, ia menuduh Demokrat menggunakan isu kesehatan imigran ilegal sebagai bahan tawar-menawar.
“Partai Demokrat mengancam akan menutup seluruh pemerintahan karena mereka ingin memberikan ratusan miliar dolar tunjangan kesehatan kepada imigran ilegal,” ujar Vance.
Vance menekankan bahwa Partai Republik tidak menghendaki penutupan. Namun, menurutnya, keputusan akhir tetap bergantung pada kesediaan Demokrat untuk melonggarkan tuntutan mereka.
Situasi ini menimbulkan kekhawatiran luas. Jika pemerintahan ditutup, jutaan pegawai federal akan terdampak, layanan publik terganggu, dan stabilitas ekonomi bisa terancam. Kondisi tersebut juga berpotensi memengaruhi citra politik Trump menjelang tahun fiskal baru serta meningkatkan tensi partisan di Washington. []
Diyan Febriana Citra.