Trump Isyaratkan Ingin Bertemu Kim Jong Un Saat Kunjungan ke Asia
WASHINGTON DC — Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali menyampaikan keinginannya untuk bertemu dengan Pemimpin Tertinggi Korea Utara (Korut), Kim Jong Un, menjelang lawatannya ke Asia pekan depan. Rencana pertemuan tersebut mencuat seiring kunjungan Trump ke Korea Selatan (Korsel) untuk menghadiri Forum Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) pada Rabu (29/10/2025).
Dalam keterangannya kepada wartawan di Gedung Putih, Trump mengatakan bahwa dirinya tidak menutup kemungkinan untuk bertemu Kim Jong Un saat berada di kawasan tersebut. “Saya ingin melakukannya, dia mengetahui kita akan ke sana,” ujar Trump ketika ditanya tentang peluang pertemuan dengan Kim.
Meski belum ada kepastian, Trump menegaskan bahwa komunikasi dengan pihak Korut masih terjalin. “Saya tidak tahu, kita akan memberitahu dia, dia mengetahui saya akan pergi,” ucapnya lagi, seperti dikutip dari AFP, Sabtu (25/10/2025).
Trump, yang terakhir kali bertemu Kim pada tahun 2019 di Panmunjom, menuturkan bahwa hubungannya dengan pemimpin Korut tersebut masih cukup baik. “Saya sangat akrab dengannya,” kata Trump menegaskan.
Pernyataan Trump muncul setelah Menteri Unifikasi Korea Selatan, Chung Dong Young, mengungkapkan adanya peluang yang “cukup besar” untuk terjadinya pertemuan antara kedua pemimpin itu. Menurut Chung, tanda-tanda dari Pyongyang menunjukkan bahwa Korut tengah memperhatikan langkah diplomatik AS menjelang kunjungan tersebut.
“Kami melihat berbagai tanda yang menunjukkan kemungkinan besar akan terjadinya pertemuan,” ujar Chung dalam konferensi persnya di Seoul.
Sementara itu, laporan dari sejumlah media AS mengindikasikan bahwa pejabat pemerintahan Trump telah secara tertutup membahas potensi pertemuan antara kedua pemimpin. Meski begitu, seorang pejabat senior AS menegaskan bahwa hingga saat ini belum ada jadwal resmi untuk pertemuan tersebut.
“Presiden, tentu saja, telah menyatakan kesediaannya untuk bertemu dengan Kim Jong Un di masa mendatang. Namun, pertemuan itu tidak ada dalam jadwal untuk perjalanan ini,” ujar pejabat tersebut dalam pernyataan kepada wartawan via telepon, dengan syarat tidak disebutkan namanya.
Bulan lalu, Kim Jong Un sempat mengungkapkan bahwa dirinya memiliki “kenangan indah” bersama Trump. Ia juga menyatakan kesediaannya untuk kembali berunding, asalkan AS bersedia membatalkan tuntutan “khayalan” terkait denuklirisasi penuh Korut.
Pertemuan terakhir antara Trump dan Kim terjadi di Area Keamanan Bersama (JSA) di Panmunjom, zona demiliterisasi (DMZ) yang menjadi garis pemisah antara Korea Selatan dan Korea Utara. Momen tersebut menjadi simbol diplomasi yang langka di tengah ketegangan panjang antara kedua negara.
Jika pertemuan baru benar-benar terwujud, hal itu berpotensi membuka kembali jalur dialog diplomatik antara Washington dan Pyongyang yang sempat terhenti selama beberapa tahun terakhir. Namun, hingga kini, semua pihak masih menunggu kepastian dari Gedung Putih dan pemerintah Korut mengenai rencana tersebut. []
Siti Sholehah.
