Trump Laporkan “Sabotase Tiga Kali” di Sidang Umum PBB

NEW YORK – Kehadiran Presiden Amerika Serikat Donald Trump dalam Sidang Umum ke-80 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York kembali diwarnai kontroversi. Trump menuding adanya sabotase yang membuat dirinya mengalami tiga gangguan teknis saat menghadiri acara penting tersebut. Namun, pihak PBB justru memberikan penjelasan berbeda yang meredam tuduhan itu.

Melalui unggahan di media sosial Truth Social yang kemudian dibagikan ulang oleh akun resmi Gedung Putih di X, Trump menilai insiden yang dialaminya bukan kebetulan.

“Ini bukan kebetulan, ini adalah sabotase rangkap tiga di PBB. Mereka seharusnya malu pada diri mereka sendiri,” tulis Trump, Kamis (25/09/2025).

Trump merinci gangguan yang dimaksud. Pertama, eskalator yang ia naiki bersama istrinya, Melania Trump, berhenti mendadak. Trump mengaku beruntung masih berpegangan erat sehingga tidak terjatuh. Kedua, teleprompter yang seharusnya membantu pidatonya justru tidak berfungsi, memaksanya berbicara tanpa alat bantu itu selama sekitar 15 menit. Terakhir, ia mendapati sistem audio di ruang sidang sempat mati, sehingga sebagian delegasi tidak dapat mendengar langsung pidatonya.

Trump menegaskan akan mengirimkan surat resmi kepada Sekretaris Jenderal PBB António Guterres untuk menuntut penyelidikan. Ia juga meminta rekaman keamanan disimpan dan menyebut Dinas Rahasia AS (Secret Service) telah dilibatkan.

“Saya akan mengirimkan salinan surat ini kepada Sekretaris Jenderal, dan saya menuntut penyelidikan segera,” ujar Trump.

Namun, klaim Trump segera ditanggapi oleh PBB. Juru bicara Sekjen PBB, Stephane Dujarric, menjelaskan eskalator berhenti karena fitur keamanan bawaan yang otomatis aktif. Hal itu terjadi setelah seorang videografer yang sedang berjalan mundur untuk merekam kedatangan Trump tidak sengaja memicu sensor pengaman.

“Mekanisme pengamanan didesain untuk mencegah orang atau benda tersangkut,” kata Dujarric.

Terkait teleprompter, pejabat PBB menegaskan bahwa perangkat itu dioperasikan langsung oleh pihak Gedung Putih, bukan oleh staf PBB. Bahkan Presiden Sidang Umum PBB Annalena Baerbock ikut memberikan komentar tegas.

“Teleprompter PBB berfungsi dengan sempurna,” ujarnya.

Perbedaan keterangan ini menempatkan peristiwa tersebut sebagai polemik yang memperlihatkan ketegangan lama antara Trump dan lembaga internasional itu. Selama masa kepemimpinannya, Trump kerap mengkritik efektivitas PBB dan kontribusi negara-negara anggota. Kini, insiden teknis pun kembali menjadi bahan bakar bagi retorika politiknya.

Meski belum ada bukti yang mendukung tuduhan sabotase, pernyataan Trump telah memicu perbincangan luas. Sebagian pendukungnya menilai kejadian itu menunjukkan adanya perlakuan tidak adil terhadap dirinya. Sementara pihak lain melihatnya hanya sebagai insiden teknis yang diperbesar demi kepentingan politik. []

Diyan Febriana Citra.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *