Trump Sahkan “RUU Besar Indah” di Gedung Putih, Diselingi Aksi Dramatis Pesawat Pengebom B-2

WASHINGTON — Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump secara resmi menandatangani rancangan undang-undang besar yang mencakup kebijakan perpajakan dan belanja negara bernilai triliunan dolar.
RUU yang dijuluki The Big Beautiful Bill atau “RUU Besar Indah” ini diteken Trump dalam sebuah seremoni patriotik di Gedung Putih, bertepatan dengan peringatan Hari Kemerdekaan AS, Jumat (4/7/2025) waktu setempat.
Upacara penandatanganan berlangsung megah dan dramatis. Salah satu atraksinya adalah penampilan pesawat pengebom strategis B-2 Spirit, yang sebelumnya digunakan dalam operasi militer AS di Iran beberapa waktu lalu.
Acara itu diselenggarakan sebagai bagian dari piknik Hari Kemerdekaan untuk keluarga militer yang menjadi tradisi tahunan di lingkungan Gedung Putih.
Dalam pidatonya, Trump mengklaim keberhasilan militer AS sebagai pencapaian luar biasa dan mengaitkannya dengan kekuatan ekonomi nasional.
“RUU ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi besar-besaran dan mengangkat warga negara pekerja keras yang membuat negara ini berjalan. Negara kita akan menjadi roket secara ekonomi,” ujar Trump.
Ia juga menyampaikan harapannya menjelang peringatan 250 tahun kemerdekaan Amerika yang akan jatuh tahun depan, dengan menekankan pentingnya perbatasan yang aman, kekuatan militer yang tak tertandingi, dan pembangunan ekonomi berbasis kelas menengah.
RUU setebal hampir 900 halaman ini mencakup berbagai kebijakan ekonomi kontroversial, antara lain:
Perpanjangan pemotongan pajak dari kebijakan tahun 2017 pada masa jabatan pertama Trump.
Pemotongan sementara pajak atas tip dan upah lembur.
Alokasi ratusan miliar dolar untuk program perbatasan dan keamanan nasional, termasuk pendanaan pembangunan tembok perbatasan AS-Meksiko dan deportasi migran berskala besar.
Namun, untuk menyeimbangkan pengeluaran besar tersebut, RUU juga menetapkan sejumlah pemangkasan anggaran sosial:
Pemotongan tajam pada program Medicaid dan subsidi pangan SNAP.
Menurut laporan Kantor Anggaran Kongres (CBO), sekitar 12 juta orang Amerika akan kehilangan jaminan Medicaid pada 2034, sementara 3 juta lainnya diproyeksikan kehilangan akses terhadap bantuan pangan.
RUU ini juga akan meningkatkan pagu utang nasional sebesar USD 5 triliun, membuka jalan bagi pinjaman federal tambahan.
Dalam proyeksi CBO, RUU ini akan menambah utang nasional sebesar USD 3,3 triliun selama sepuluh tahun ke depan, akibat kerugian pendapatan sebesar USD 4,5 triliun, sementara pemangkasan belanja hanya menghasilkan USD 1,2 triliun.
Sebelum penandatanganan, RUU ini disahkan melalui proses pemungutan suara ketat di Dewan Perwakilan Rakyat AS.
Dukungan tipis dari mayoritas Partai Republik memastikan lolosnya RUU meski mendapat perlawanan sengit dari Demokrat dan sebagian anggota GOP yang mengkritik dampak sosial serta fiskal dari kebijakan tersebut.
Di tengah sorotan terhadap ketimpangan sosial dan inflasi yang masih tinggi, kelompok oposisi menyebut RUU ini sebagai “bencana ekonomi yang dibungkus kemegahan.” []
Nur Quratul Nabila A