Trump Tekan Erdogan Hentikan Impor Minyak Rusia

WASHINGTON – Pertemuan antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan di Gedung Putih pada Kamis (25/09/2025) menyoroti isu strategis yang melibatkan energi, pertahanan, dan geopolitik global. Trump secara terbuka menyampaikan bahwa peluang Turkiye kembali ke program jet tempur F-35 dan pencabutan sanksi terhadap Ankara sangat bergantung pada sikap Turkiye terhadap impor energi dari Rusia.

“Saya ingin dia berhenti membeli minyak dari Rusia selama Rusia masih melancarkan serangan brutal ini,” tegas Trump kepada wartawan sebelum pertemuan dimulai.

Trump menegaskan bahwa pembicaraan dengan Erdogan berlangsung serius, terutama terkait polemik F-35. Ia bahkan membuka opsi mencabut sanksi atas pembelian sistem pertahanan rudal S-400 Rusia, yang sebelumnya membuat Turkiye dikeluarkan dari program pesawat tempur itu.

Menurut Trump, Erdogan memegang pengaruh besar terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin. “Hal terbaik yang bisa dia lakukan adalah tidak membeli minyak dan gas dari Rusia,” tambahnya.

Turkiye tercatat sebagai mitra dagang terbesar keempat Rusia. Data lembaga riset Bruegel di Eropa menunjukkan nilai perdagangan kedua negara pada 2024 mencapai sekitar 52 miliar dolar AS (Rp 872 triliun), sebagian besar berupa bahan bakar fosil dan produk elektronik.

Trump, yang belakangan menyatakan keyakinannya bahwa Ukraina mampu memenangkan perang, menuntut negara-negara Barat memutus ketergantungan energi dari Rusia. Menurutnya, tanpa penghentian impor energi, sanksi terhadap Moskwa tidak akan efektif.

Sejak 2019, Turkiye dikeluarkan dari program jet tempur F-35 karena dianggap menimbulkan risiko keamanan NATO setelah membeli sistem pertahanan S-400 dari Rusia. Meski belum ada kepastian apakah akan ada kesepakatan baru, Trump menyebut pertemuan dengan Erdogan menghasilkan kemajuan.

“Pembicaraan ini sangat konklusif dalam banyak hal hal yang kami inginkan, hal yang dia inginkan,” kata Trump. Ia bahkan menyebut pencabutan sanksi terhadap sektor pertahanan Turkiye bisa dilakukan hampir seketika bila tercapai kesepakatan.

Selain isu energi dan pertahanan, pertemuan ini juga membahas konflik Gaza dan Suriah. Erdogan, yang dikenal sebagai pengkritik keras kebijakan Israel, menekankan pentingnya kerja sama dengan AS untuk meredakan ketegangan di Timur Tengah.

“Presiden Trump punya pengaruh yang luar biasa. Saya percaya kita bisa, bergandengan tangan, mengatasi semua kepahitan dan masalah di kawasan ini,” ujar Erdogan melalui penerjemah.

Pertemuan ini menjadi sorotan global karena memperlihatkan bagaimana isu energi dan pertahanan tetap menjadi alat diplomasi utama, sementara konflik di Gaza dan Suriah menambah kompleksitas hubungan kedua negara. []

Diyan Febriana Citra.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *