Uang Koperasi Mekar PGRI Sambas Ditilep
SAMBAS – Beberapa guru sekolah dasar yang tergabung sebagai anggota Koperasi Mekar PGRI Tebas mengeluhkan carut-marutnya uang koperasi yang dikelola menejemen Koperasi Mekar PGRI Tebas. Tidak kurang dari 400 anggota koperasi para guru yang menggantugkan harapannya pada menejemen koperasi tersebut, namun mereka seperti menelan pil pahit selama ini.
Sebagaimana dikeluhkan oleh salah seorang guru sekolah dasar yang meminta indentitasnya dirahasiakan. Menurut Obeng–nama samaran–bahwa uang koperasi banyak dipinjam atau dipakai oleh pengurus koperasi, jumlah yang dipinjam tidak tanggung-tanggung, ada yang berkisar antara Rp 50 juta sampai dengan Rp 250 juta. “Ditenggarai uang tersebut mereka gunakan untuk memperkaya diri atau untuk kepentingan pribadi, bahkan ada yang dibelikan tanah kaplingan, kendaraan bermotor dan lain-lain,” kata sumber media ini.
Di sisi lain, sambung guru yang bertugas di kampung ini, sampai saat ini kantor koperasi yang telah dibangun jarang dimanfaatkan, bahkan terkesan menjadi mubazir. Begitu juga dengan penggilingan padi yang terletak di Desa Pusaka Kecamatan Tebas, juga tak terlihat befungsi lagi. “Kami curiga, akibat modal koperasi yang minim akibat dipakai menejeman secara berjamaah, sehingga banyak aset tak mengoperasikan aset yang ada,” kata Obeng.
Selain itu, ada juga 20 ekor sapi bantuan sosial yang sampai saat ini raib entah dimana. Anggota tidak ada yang tahu kemana hilangnya hewan ternak bantuan pemerintah daerah ini. “Kami berharap pengurus koperasi terbuka, jelaskan pada kami selaku anggotanya jangan ada yang ditutup tutupi, atau kami minta ada lembaga lain yang mengaudit keuangan koperasi Mekar PGRI Tebas ini,” pinta Obeng.
Yang miris lagi, ada anggota koperasi yang sudah meninggal dunia namun si almarhum masih aktif tercatat sebagai peminjam. Menurut Obeng, itu sangat tidak wajar dan janggal. “Apakah ini bukan data siluman? sejak tahun 2010 Lkoperasi Mekar PGRI Tebas ini berdiri sampai dengan detik ini, kami tidak pernah mendapatkan penjelasan yang tegas dan transparan. Ini tindakan zolim kepada anggotanya,” tandas Obeng.
Pihaknya beranggapan, koperasi ini telah melenceng dari tujuan awalnya yang konon untuk mensejahterakan anggotanya. Jika ada anggota yang mau meminjam demi keperluan mendadak di awal tahun ajaran baru, selalu dipersulit dengan alasan masih banyak yang menunggak dan belum mengembalikan pinjamannya. “Akhirnya kami curiga bahwa koperasi ini telah kolaps alias bangkrut,” tandas Obeng dengan nada agak meinggi. [] Lukman Hakim/Rachmat Effendi