Ubur-Ubur Mematikan, Balita Tewas di Pantai Malaysia
KUALA LUMPUR – Tragedi menimpa seorang balita asal Rusia saat berlibur bersama keluarganya di Pulau Langkawi, Malaysia. Bocah bernama Vladimir Lakubanets, usia 2 tahun, meninggal dunia setelah tersengat ubur-ubur kubus (box jellyfish), salah satu spesies laut paling beracun di dunia. Kejadian ini kembali memunculkan kekhawatiran soal keamanan wisata bahari, terutama bagi wisatawan asing yang kerap memilih Langkawi sebagai destinasi keluarga.
Insiden terjadi pada 15 November di sebuah pantai di Langkawi. Vladimir tengah bermain di perairan dangkal ketika secara tiba-tiba tersengat ubur-ubur kubus. Ayahnya, Nikita, yang berusia 32 tahun dan berprofesi sebagai IT engineer, menceritakan detik-detik mencekam tersebut.
“Istri saya menyerahkan anak saya kepada saya dan dalam hitungan detik, dia berhenti bernapas. Saya melakukan CPR secepat mungkin, dan para turis lainnya membantu membawa kami ke pusat penyelamatan pantai,” ujarnya, seperti dikutip The Star.
Petugas pertolongan pertama di Pantai Cenang segera melakukan penanganan awal dengan mencuci luka balita itu menggunakan cuka, sesuai prosedur pertolongan sengatan ubur-ubur. Vladimir kemudian dibawa ke klinik sebelum dirujuk ke rumah sakit di Langkawi, dan selanjutnya dipindahkan ke Rumah Sakit Sultanah Bahiyah di Kedah. Meski mendapat perawatan intensif, kondisinya memburuk hingga akhirnya dinyatakan meninggal dunia pada Rabu (19/11/2025) waktu setempat akibat komplikasi serius.
Pihak keluarga menyatakan tidak akan mengambil langkah hukum terkait insiden ini. Mereka justru berharap peristiwa tragis tersebut dapat menjadi peringatan bagi wisatawan dan otoritas agar meningkatkan kewaspadaan.
Departemen Perikanan Kedah menanggapi insiden ini dengan mengonfirmasi keberadaan ubur-ubur kubus di perairan Langkawi. Namun Direktur Dinas Perikanan Kedah, Sukir Deris, menegaskan bahwa tingkat keberadaan spesies ini masih tergolong moderat.
Keberadaan ubur-ubur ini, menurutnya, tidak berada pada level yang mengharuskan penutupan pantai atau penghentian aktivitas wisata laut secara penuh. “Keberadaan ubur-ubur kubus pada tahun 2025 terdeteksi pada level yang sangat moderat dan tidak berada dalam skala yang akan sepenuhnya menghentikan aktivitas rekreasi,” katanya dikutip Bernama.
Ia juga menjelaskan bahwa transisi menuju musim hujan kemungkinan mendorong masuknya ubur-ubur kubus dari wilayah Australia dan Asia Tenggara ke perairan Langkawi.
Ubur-ubur kubus dikenal sebagai salah satu makhluk laut paling berbahaya. Sengatannya dapat memicu rasa sakit hebat, kelumpuhan, gangguan pernapasan, hingga serangan jantung, bahkan kematian dalam hitungan menit.
Pasangan orang tua Vladimir berencana mengkremasi jenazah sang anak dan membawa abunya kembali ke Rusia dalam waktu dekat.
Insiden ini memicu seruan agar pemerintah Malaysia dan pengelola pantai memasang lebih banyak rambu peringatan, menyediakan petugas penyelamat yang terlatih, serta memperketat pemantauan terhadap keberadaan ubur-ubur berbisa di pantai-pantai wisata. []
Siti Sholehah.
