Ukraina Dapat Izin dari AS, Putin Khawatir Perang Dunia ke 3 akan di Mulai
RUSIA – Presiden Rusia Vladimir Putin kembali memberikan peringatan terbaru kepada negara-negara Barat. Hal ini terjadi setelah Ukraina memperoleh izin dari Amerika Serikat (AS) dan beberapa negara Eropa untuk menyerang teritori Rusia menggunakan senjata sokongan Washington dan Benua Biru. Mengutip laporan Associated Press (AP), Putin berpandangan bahwa manuver itu dapat membawa masalah yang sangat serius dalam sistem keamanan internasional. Menurutnya, langkah ini telah membawa konfrontasi langsung antara Barat dengan Rusia, yang diketahui merupakan dua kekuatan nuklir yang besar.
“Itu akan menandai keterlibatan langsung mereka dalam perang melawan Federasi Rusia, dan kami berhak untuk bertindak dengan cara yang sama,” ujarnya kepada wartawan dalam pertemuan di St.Petersburg Rabu malam waktu setempat, dikutip CNBC pada Kamis (6/6/2024).
Putin mengklaim bahwa penggunaan beberapa senjata yang dipasok Barat melibatkan personel militer dari negara-negara tersebut. Oleh karena itu, ia justru melontarkan retorika yang sama, dengan menyebut bagaimana bila Rusia mengirimkan senjata kepada negara-negara yang memiliki niatan untuk menyerang Barat. “Jika mereka menganggap mungkin untuk mengirimkan senjata tersebut ke zona tempur untuk melancarkan serangan ke wilayah kami dan menimbulkan masalah bagi kami, mengapa kami tidak memiliki hak untuk memasok senjata dengan jenis yang sama ke beberapa wilayah di dunia di mana mereka bisa melakukannya?,” katanya.
Ketika ditanya apakah Rusia dapat menggunakan senjata nuklir, Putin mengatakan syarat-syarat untuk menggunakan senjata tersebut secara jelas dijabarkan dalam doktrin keamanan Moskow. Menurutnya, bila integritas kedaulatan Rusia terancam, senjata mematikan itu bisa digunakan. “Jika tindakan seseorang mengancam kedaulatan dan integritas wilayah kami, kami menganggap mungkin untuk menggunakan segala cara yang kami miliki,” tambahnya.
Hingga saat ini, perang antara Rusia dan Ukraina di wilayah Donetsk dan Luhansk terus berkecamuk. Kyiv sendiri sejauh ini mendapatkan sokongan senjata dari negara-negara Barat, yang menyebut serangan Rusia kepada tetangganya sebagai sesuatu yang ilegal. Pekan lalu, Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, mengkonfirmasi lampu hijau dari Washington kepada Ukraina untuk menyerang teritori Rusia dengan senjata buatannya. Hal ini terjadi setelah Kyiv terus menderita serangkaian kekalahan di medan perang dan juga serangan di wilayah Kharkiv.
“Selama beberapa minggu terakhir, Ukraina mendatangi kami dan meminta izin untuk menggunakan senjata yang kami sediakan untuk mempertahankan diri dari agresi ini, termasuk melawan pasukan Rusia yang berkumpul di perbatasan Rusia dan kemudian menyerang Ukraina,” ujarnya.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengakui persetujuan AS ini dalam konferensi pers di Swedia pekan lalu. Menurutnya, hal ini merupakan poin yang sangat penting dalam membela warga Ukraina yang tinggal di garis depan.
“Saya pikir, ini adalah langkah maju menuju tujuan yang telah kita diskusikan sebelumnya: untuk memberikan kemungkinan membela masyarakat kami yang tinggal di desa-desa sepanjang garis perbatasan, dan itu saja. Untuk hari ini, itu saja,” katanya.
Dengan pemberian izin ini ini, AS menjadi negara setelah Jerman dan Prancis yang memberikan lampu hijau bagi Ukraina untuk menyerang Rusia dengan senjata buatannya. Sebelumnya, dua negara Eropa itu telah memberikan izin bagi Ukraina untuk terbatas menyerang pangkalan dan fasilitas militer Rusia. “Kami pikir kami harus mengizinkan mereka untuk menetralisir situs militer tempat rudal ditembakkan dan, pada dasarnya, situs militer Rusia yang menjadi pusat serangan ke Ukraina,” tutur Presiden Prancis, Emmanuel Macron. []
Nur Quratul Nabila A