Ukraina Luncurkan Serangan Besar-besaran: 109 Drone Ditembakkan ke Wilayah Rusia
JAKARTA – Ukraina melancarkan serangan besar-besaran ke Rusia, Minggu waktu setempat.
Dalam laporan Kementerian Pertahanan Rusia Senin (28/10/2024), setidaknya 109 drone telah ditembakkan Kyiv dalam sehari ke beberapa wilayah, termasuk perbatasan kedua negara.
Mengutip AFP, sebanyak 45 drone dicegat di wilayah Briansk, yang berbatasan dengan Ukraina dan Belarus. Sementara 26 drone dihancurkan di selatan di wilayah Belgorod Rusia.
Sebanyak 18 drone juga ditembakkan di wilayah Tambov, sekitar 400 kilometer (250 mil) dari perbatasan Ukraina. Lima dicegat di wilayah Kursk, tempat pasukan Ukraina melancarkan serangan darat sejak Agustus dan menguasai beberapa ratus kilometer persegi wilayah Rusia.
Dalam update lainnya dilaporkan pula bagaimana drone jatuh dan terbakar di kota Voronezh, Rusia barat.
“Satu orang terluka,” kata Gubernur Alexander Gusev.
Kyiv mengatakan serangan tersebut merupakan respons terhadap pemboman Rusia di wilayah Ukraina. Rusia dan Ukraina berperang sejak 2022 di mana Moskow kerap melancarkan serangan ke infrastruktur energi Kyiv.
Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin memperbarui peringatannya ke Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Moskow, kata dia, sedang merumusmkan cara untuk merespons jika negara-negara Barat menyetujui serangan Ukraina ke wilayah Rusia, dengan menggunakan senjata jarak jauh yang disumbangkan negara-negara anggotanya.
Hal ini dikatakan pemimpin Kremlin tersebut dalam sebuah wawancara ke jurnalis media pemerintah Rusia Pavel Zarubin, Minggu, mengutip sejumlah media barat seperti AFP, Reuters dan Newsweek, Senin.
Sebelumnya Putin sempat melontarkan ancaman yang sama awal bulan September lalu setelah Amerika Serikat (AS) dan Inggris mempertimbangkan untuk membiarkan Kyiv menggunakan senjata jarak jauh ke sasaran Rusia, dan memperingatkan bahwa hal ini akan membuat NATO “berperang” dengan Moskow.
“Mereka tidak memberi tahu saya apa pun tentang hal itu, tapi saya harap mereka mendengarnya,” kata Putin.
“Karena, tentu saja, kami juga harus mengambil beberapa keputusan untuk diri kami sendiri,” tambahnya.
Lagipula, tegas Putin, pasukan Ukraina memang tidak bisa menggunakan NATO itu sendirian. Justru, spesialis dari negara-negara NATO sendirilah yang mampu melakukannya.
“Pasukan Ukraina tidak dapat menggunakan senjata ini sendirian,” tegasnya.
“Hanya spesialis dari negara-negara NATO yang dapat melakukannya, karena mereka memerlukan intelijen luar angkasa, yang tentu saja tidak dimiliki Ukraina,” jelas Putin.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sendiri selama berbulan-bulan ini memang telah mendesak sekutu Baratnya agar mengizinkan penggunaan rudal jarak jauh terhadap sasaran yang jauh di dalam wilayah Rusia. Alasan bahwa tindakan tersebut akan “memotivasi” Moskow untuk mencari perdamaian.
Para pejabat Barat bulan lalu mengisyaratkan bahwa keputusan mengenai masalah ini sudah dekat. Namun Perdana Menteri (PM) Inggris Keir Starmer dan Presiden AS Joe Biden kemudian menundanya di tengah ancaman mengerikan dari Moskow.
AS telah menyumbangkan Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat (ATACMS) ke Ukraina, yang memiliki jangkauan sekitar 190 mil. Sedangkan Inggris, termasuk Prancis, telah mengirimkan rudal jelajah yang diluncurkan dari udara, Anglo-French Storm Shadow (SCALP), dengan jangkauan sekitar 155 mil.
Namun, negara NATO lain Jerman, menolak menyediakan rudal Taurus ke Ukraina. Ini secara umum mirip dengan rudal peluncur udara Inggris, Storm Shadow. []
Nur Quratul Nabila A