Ukraina Raih Pencapaian dalam Pertempuran: Pasukan Kuasai 74 Permukiman di Provinsi Kursk
JAKARTA – Pasukan tentara Ukraina kembali menghancurkan salah satu jembatan strategis di daerah Kursk sebagai serangan balik ke Rusia. Ini merupakan serangan jembatan kedua Ukraina sejak Jumat (16/8/2024) lalu.
“Minus satu jembatan lagi! Penerbangan Angkatan Udara Ukraina terus merampas kemampuan logistik lawan dengan serangan udara presisi yang secara signifikan jalannya pertempuran,” kata Komandan Angkatan Laut Ukraina Mykola Oleshchuk lewat Telegram, dikutip dari Reuters, Minggu (18/8/2024).
Meski demikian, Oleshchuk tidak mengungkapkan secara detail kapan pasukannya melakukan serangan ke jembatan di atas Sungai Seym itu.
Di sisi lain, Oleshchuk mengunggah video serangan tersebut. Video itu memperlihatkan awan besar dari ledakan di sebuah jembatan dan salah satu bagiannya hancur.
Rusia mengecam serangan yang membuat jembatan tersebut hancur. Pihak Kyiv berjanji akan membalas serangan itu dengan memberikan “respons yang pantas”.
Ukraina mengerahkan ribuan tentara lengkap dengan puluhan tank, kendaraan lapis baja, dan peralatan tempur lainnya ke sejumlah wilayah di perbatasan Rusia, termasuk Provinsi Kursk.
Per Selasa, Presiden Volodymyr Zelensky bahkan mengklaim pasukannya telah menguasai 74 permukiman di Kursk, sekitar 50-170 kilometer dari perbatasan Ukraina.
Pada Kamis, Zelensky mengatakan pasukan Ukraina juga sudah menduduki Kota Sudzha, 105 kilometer dari barat daya Kursk.
Panglima militer Ukraina Oleksandr Syrskyi mengatakan saat itu pasukan Ukraina telah merangsek sejauh 35 kilometer masuk ke dalam wilayah Rusia sejak menduduki Kursk.
Tentara Ukraina menjadi pasukan asing pertama yang menginjak masuk wilayah Rusia sejak Perang Dunia 2 setelah melancarkan invasi balasan ke sejumlah wilayah di perbatasan Negeri Beruang Merah.
Sejumlah media Barat seperti CNN dan lembaga penyiaran publik Amerika Serikat, PBS, melaporkan intrusi mengejutkan militer Ukraina sejak awal Agustus lalu ini merupakan serangan lintas teritorial terbesar yang dihadapi Rusia sejak menginvasi negara tetangganya itu pada Februari 2022 lalu.
Sementara itu, CNN, juga menuturkan invasi balasan Ukraina ini menimbulkan rasa malu yang besar bagi Rusia dan mengubah dinamika perang dengan Kyiv. []
Nur Quratul Nabila A