Ukraina Setuju Gencatan Senjata 30 Hari, AS Siap Lanjutkan Bantuan Militer

JAKARTA – Setelah lebih dari tiga tahun konflik, perang antara Rusia dan Ukraina tampaknya mendekati titik terang. Ukraina dikabarkan menerima usulan Amerika Serikat (AS) untuk mengadakan gencatan senjata selama 30 hari dan bersedia memulai perundingan dengan Rusia. Kesepakatan ini muncul dalam pertemuan penting yang berlangsung di Jeddah, Arab Saudi, pada Selasa (11/3/2025).
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, hadir dalam pertemuan tersebut, meskipun pihak Rusia tidak mengirimkan perwakilan. Usulan gencatan senjata ini menjadi langkah signifikan dalam upaya mencari jalan damai di tengah konflik berkepanjangan yang telah menewaskan ribuan orang.
Dalam konferensi pers setelah perundingan selama sembilan jam, Rubio menyampaikan bahwa Ukraina telah menerima tawaran gencatan senjata tersebut.
“Hari ini kami mengajukan tawaran gencatan senjata dan perundingan segera, yang telah diterima oleh Ukraina,” ujar Rubio, dikutip dari AFP.
“Kami akan menyampaikan tawaran ini kepada Rusia dan berharap mereka juga menyetujuinya. Kini, keputusan ada di tangan mereka. Jika mereka menolak, kita semua tahu siapa yang menjadi penghambat perdamaian.”
Kesepakatan ini muncul setelah ketegangan antara Zelensky dan Presiden AS Donald Trump dalam pertemuan di Washington pada 28 Februari lalu. Kala itu, Zelensky menuduh AS lebih membela Rusia, yang memicu perdebatan sengit dengan Trump di hadapan wartawan. Perselisihan ini berujung pada pembekuan bantuan militer serta data intelijen AS kepada Ukraina.
Setelah perundingan di Jeddah, AS berjanji akan segera melanjutkan bantuan militer yang sempat ditangguhkan. Rubio menegaskan bahwa AS memahami posisi Ukraina dan berkomitmen untuk mendukung sekutunya tersebut.
“Pihak Amerika memahami argumen kami dan menerima usulan kami. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Presiden Trump atas diskusi yang konstruktif antara tim kami,” ujar Zelensky dalam pidatonya di Jeddah.
Sementara itu, Trump mengisyaratkan kemungkinan pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dalam waktu dekat.
“Saya berharap dapat berbicara dengannya dalam beberapa hari ke depan. Kami memiliki pertemuan besar dengan Rusia besok, dan saya optimistis hasilnya akan positif,” katanya kepada wartawan di Gedung Putih.
Selain pembicaraan gencatan senjata, Ukraina dan AS juga mengeluarkan pernyataan bersama yang menyoroti kesepakatan terkait akses AS ke sumber daya mineral Ukraina. Trump menuntut kompensasi berupa hak atas mineral penting sebagai imbalan atas miliaran dolar bantuan senjata yang telah diberikan AS selama perang.
Konflik antara Rusia dan Ukraina meletus pada Februari 2022 dan telah menyebabkan ketegangan geopolitik global. Meskipun serangan drone masih terus berlangsung hingga pekan ini, langkah diplomasi terbaru ini memberikan harapan bagi terciptanya solusi damai yang lebih permanen. []
Nur Quratul Nabila A