Usai Dihapus dari Daftar Teroris, Sharaa Disambut di Gedung Putih

Picture was taken on 03/27/2012. Canon 50D, Canon 24-105 4L.

WASHINGTON – Sejarah baru tercipta di Gedung Putih setelah Presiden Suriah, Ahmed al-Sharaa, tiba di Amerika Serikat untuk melakukan pertemuan resmi dengan Presiden AS Donald Trump. Kunjungan ini menjadi momen bersejarah, lantaran merupakan kunjungan pertama seorang pemimpin Suriah ke AS sejak kemerdekaan negara itu 79 tahun lalu.

“Presiden Suriah tiba di Gedung Putih. Pertemuan antara Presiden Trump dan Presiden al-Sharaa juga telah dimulai,” tulis pihak Gedung Putih dalam pernyataannya yang dikutip AFP, Selasa (11/11/2025).

Kunjungan tersebut berlangsung tak lama setelah Washington mencabut nama Ahmed al-Sharaa dari daftar hitam terorisme, menyusul keputusan serupa terhadap kelompok Hayat Tahrir al-Sham (HTS) yang pernah dipimpinnya. Sebelumnya, HTS dikenal sebagai kelompok bersenjata yang berafiliasi dengan Al-Qaeda dan aktif dalam konflik Suriah.

Keputusan Amerika untuk mencabut status teror terhadap Sharaa menandai perubahan signifikan dalam pendekatan Washington terhadap Damaskus. Banyak pihak menilai langkah ini merupakan sinyal awal normalisasi hubungan diplomatik antara kedua negara setelah lebih dari satu dekade ketegangan.

Namun, ada yang berbeda dari kunjungan kenegaraan ini. Tidak seperti biasanya, Trump memilih menggelar pertemuan tertutup tanpa liputan media. Suasana pertemuan itu kontras dengan gaya Trump yang dikenal terbuka terhadap publikasi media internasional.

“Pertemuan Presiden Suriah dan Presiden Trump digelar secara tertutup pada Senin (10/11/2025) waktu setempat,” ungkap keterangan Gedung Putih.

Menurut sumber diplomatik, pertemuan tersebut membahas peluang kerja sama strategis di kawasan Timur Tengah, termasuk kemungkinan bergabungnya Suriah dalam aliansi internasional yang dipimpin AS untuk memerangi kelompok ISIS.

Utusan khusus AS untuk Suriah, Tom Barrack, menyebut bahwa Sharaa berpotensi menandatangani perjanjian bergabung dengan aliansi tersebut. “Ada peluang nyata bahwa Suriah akan menjadi bagian dari koalisi anti-ISIS, sekaligus mendukung langkah perdamaian di kawasan,” ujarnya awal bulan ini.

Selain isu keamanan, pertemuan juga diperkirakan menyinggung rencana pemulihan ekonomi Suriah pascaperang saudara selama 13 tahun. Dalam kunjungannya ke Washington, Sharaa sempat menemui Direktur IMF, Kristalina Georgieva, untuk membahas peluang dukungan dana internasional guna rekonstruksi infrastruktur negaranya.

Kedatangan Sharaa juga terjadi di tengah upaya AS memperkuat gencatan senjata Gaza dan mendorong perdamaian antara Suriah dan Israel—dua negara yang secara historis terlibat konflik panjang.

Sebelum kunjungan ini, Sharaa lebih dahulu tampil di Majelis Umum PBB di New York, menjadi Presiden Suriah pertama dalam beberapa dekade yang berbicara di forum dunia tersebut.

Kunjungan diplomatik ini juga melengkapi langkah Sharaa yang sebelumnya menemui Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow pada Oktober lalu. Upaya ini menunjukkan bahwa Damaskus tengah memainkan strategi diplomasi terbuka dengan kekuatan dunia, termasuk Washington dan Moskow, demi meneguhkan posisi politik Suriah di panggung internasional. []

Siti Sholehah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *