Usai Operasi Bisul, Lansia Meninggal dan Ditemukan Kasa di Perut

BEKASI – Dugaan malapraktik medis kembali mencuat setelah seorang lansia bernama Mursiti (62), warga Kampung Pamahan, Desa Sumberurip, Kecamatan Pebayuran, Kabupaten Bekasi, meninggal dunia usai menjalani operasi bisul. Kasus ini menjadi perhatian publik setelah beredar video yang memperlihatkan ditemukannya gulungan kain kasa di perut bagian bawah jenazah Mursiti saat prosesi pemandian jenazah pada Sabtu (11/10/2025).
Dalam video yang tersebar di media sosial, kerabat korban tampak histeris ketika mengambil kasa yang berada di dalam perut Mursiti. Kejadian tersebut langsung memicu dugaan adanya kelalaian medis dalam proses penanganan pasien. Keluarga pun merasa terdapat penyimpangan dari standar profesional pelayanan kesehatan.
Menurut laporan jurnalis Warta Kota, Muhammad Azzam, Mursiti sebelumnya menjalani operasi bisul di bagian pantat di Rumah Sakit (RS) Hastien, Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang. Adik korban, Acih Sukarsih (41), menjelaskan bahwa kakaknya dibawa ke rumah sakit pada Senin (06/10/2025) dan menjalani operasi keesokan harinya.
Setelah diizinkan pulang pada Rabu (08/10/2025), kondisi kesehatan Mursiti justru menurun drastis hingga akhirnya meninggal dunia pada Sabtu dini hari. “Tapi kondisinya terus menurun dan meninggal dunia pada Sabtu dini hari di rumah,” ujar Acih dengan nada sedih.
Yang mengejutkan, keluarga menemukan belahan kulit perut korban terbuka dan berisi kasa serta kapas tanpa jahitan medis. “Kami kaget karena waktu mengganti pampers, ternyata luka di bawah perut terbuka dan berisi kasa. Tidak dijahit, hanya disumpal kapas. Dokter tidak pernah menjelaskan soal itu,” tutur Acih sambil menangis.
Jenazah almarhumah telah dimakamkan pada Sabtu siang di pemakaman keluarga. Namun, keluarga tidak tinggal diam. Didampingi Kepala Desa Sumberurip, Jajang Sujai, mereka mendatangi RS Hastien untuk meminta penjelasan. Pihak rumah sakit disebut mengakui adanya kasa di dalam luka operasi, tetapi menyatakan tindakan tersebut “sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP)” dan rencananya luka akan dijahit pada Senin (13/10/2025).
“Pihak rumah sakit menjawab bahwa keberadaan kasa itu bagian dari SOP tindakan medis. Namun kami tetap berharap ada penelusuran lebih lanjut apakah tindakan itu sesuai prosedur atau tidak,” kata Jajang.
Menanggapi hal itu, Manajer Pelayanan Medis RS Hastien, dr Fahri Trisnaryan, memberikan klarifikasi bahwa pasien datang dengan kondisi infeksi luas hingga rongga perut bawah akibat bisul yang parah dan memiliki riwayat diabetes melitus. Menurutnya, kasa dipasang untuk drainase, bukan kelalaian. “Luka tidak dijahit rapat, melainkan diberi kasa untuk drainase,” ujarnya.
Pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) Karawang juga telah turun tangan menyelidiki kasus ini atas instruksi Bupati Karawang, Aep Syaepuloh. Kepala Dinkes Karawang, Endang Suryadi, menyatakan bahwa pihaknya tengah mengumpulkan keterangan dari rumah sakit maupun keluarga korban. “Kami akan pelajari lagi apakah semua langkah medis sudah sesuai standar atau belum,” ucap Endang.
Kasus ini menyoroti pentingnya transparansi dalam layanan medis dan komunikasi terbuka antara tenaga kesehatan dan keluarga pasien. Publik berharap penyelidikan dilakukan secara profesional agar kebenaran dapat terungkap tanpa menimbulkan prasangka yang merugikan pihak mana pun. []
Siti Sholehah.