Usai Rambu Solo’, Truk Terguling di Toraja Utara, 7 Tewas

TORAJA UTARA – Minggu, 13 Juli 2025 — Pemerintah Kabupaten Toraja Utara resmi melarang penggunaan truk sebagai angkutan penumpang, menyusul kecelakaan tragis yang menewaskan tujuh orang dan melukai 13 lainnya di Lembang Sereale, Kecamatan Tikala, pada Sabtu (12/7/2025) sore.

Kecelakaan terjadi ketika sebuah truk yang membawa 20 orang warga terguling saat menuruni tikungan tajam usai menghadiri acara adat Rambu Solo’ di Lembang Lo’ko’ Uru, Kecamatan Rindingallo.

Menurut keterangan Kasat Lantas Polres Toraja Utara, AKP Haryanto, truk bernomor polisi DP8979KB melaju dari arah Pangala menuju Tikala dengan kecepatan tinggi.

Kendaraan diduga kehilangan kendali di area jalan sempit yang sebelumnya merupakan lokasi longsor, serta terdapat batu besar di sisi jalan yang menghambat laju kendaraan.

“Saat di lokasi kejadian, sopir tidak bisa mengendalikan truk karena jalan licin dan kondisi menikung tajam. Informasi di lapangan menyebutkan bahwa pengemudi saat itu adalah kernet, bukan sopir utama,” kata AKP Haryanto, Minggu (13/7/2025).

Tujuh orang, termasuk pengemudi truk, dinyatakan meninggal dunia di tempat. Sementara 13 penumpang lainnya mengalami luka-luka dan dilarikan ke RSU Elim Rantepao untuk menjalani perawatan intensif.

Bupati Toraja Utara Frederik Victor Palimbong langsung meninjau korban luka dan menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban. Ia juga menegaskan komitmen pemerintah daerah untuk mencegah tragedi serupa.

“Kami tidak akan mentolerir lagi penggunaan truk sebagai kendaraan pengangkut manusia. Toraja Utara adalah wilayah pegunungan dengan jalan rawan. Kami bersama kepolisian akan mengambil langkah tegas,” ujar Frederik, Minggu.

Ia menambahkan, pemerintah daerah akan terus mendampingi keluarga korban, termasuk memberi bantuan medis dan logistik.

“Kami pastikan seluruh korban mendapatkan perawatan dan bantuan yang diperlukan. Saya menyampaikan duka cita yang mendalam atas musibah ini,” lanjutnya.

Kepala Polres Toraja Utara, AKBP Stephanus Lucktyto, menyoroti maraknya praktik penggunaan truk sebagai angkutan warga, terutama setelah acara adat.

“Kejadian ini menjadi peringatan keras bagi kita semua. Truk bukan kendaraan untuk penumpang. Kami akan menindak pelanggaran dengan tegas,” katanya.

Pihaknya juga berencana menggandeng pemerintah daerah untuk meningkatkan edukasi keselamatan serta menyediakan akses transportasi umum yang lebih layak di wilayah-wilayah pedalaman.

Hingga Minggu malam, proses identifikasi jenazah masih berlangsung di RSU Elim Rantepao. Pihak keluarga korban terus berdatangan untuk mengurus proses pemakaman. []

Nur Quratul Nabila A

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *