Wagub Krisantus : Lulusan Widya Dharma Pontianak Harus Siap Hadapi Dunia Kerja
Wakil Gubernur Kalimantan Barat, Krisantus Kurniawan, S.IP, M.Si
PONTIANAK, PRUDENSI.COM-Wakil Gubernur Kalimantan Barat, Krisantus Kurniawan mengingatkan kepada mahasiswa Universitas Widya Dharma Pontianak yang baru saja lulus untuk untuk memperluas pergaulan dan konektivitas.
Pesan itu disampaikannya saat menghadiri Yudisium Universitas Widya Dharma Pontianak, di Qhall Hotel Qubu Resort, pada Minggu (26/10/2025).
Menurutnya, para wisudawan harus mempelajari ilmu-ilmu pengetahuan yang tidak didapatkan di kampus untuk menghadapi masyarakat secara komprehensif.
”Kepada para wisudawan dan wisudawati yang telah berprestasi, terutama para juara akademik, tantangan untuk tidak hanya berpuas diri dengan kesuksesan di kampus. Jangan hanya juara di kampus. Jangan hanya juara akademik praktik, teori di kampus sangat jauh berbeda dengan realita lapangan,” pesannya.
Pada kesempatan itu, Krisantus juga mengingatkan mahasiswa untuk memanfaatkan teknologi dengan sebaik mungkin.
“Kemudahan teknologi tidak hanya untuk meng-upgrade sumber daya manusia, tetapi juga dapat menjerumuskan pada tindakan yang bertentangan dengan norma dan hukum, apabila tidak digunakan secara bijak dan produktif,” jelasnya.
Wagub menyebutkan salah satu aspek negatif yang perlu diwaspadai oleh para lulusan di era digital adalah kemudahan akses terhadap perjudian. Di mana yang dimaksud seperti sabung ayam, Mobile Legends, dan togel dengan pasar seperti Singapura, Sidney, Hongkong, dan Macau, pinjaman online.
Namun, ia juga menekankan sisi positif teknologi, seperti peluang untuk belajar bahasa Inggris dan Mandarin, mengakses informasi politik nasional dan internasional, serta meningkatkan pengetahuan secara global dan berbisnis secara modern.
“Kepada para lulusan, Gubernur mengingatkan bahwa tantangan di depan sangat berat, terutama dengan ketatnya kompetisi di dunia kerja, tidak hanya dari lulusan Widya Dharma, tetapi juga dari universitas besar lainnya,” terangnya.
Kemudian, sebagai orang yang pernah duduk di kursi legislatif, Krisantus juga menyampaikan kritik tajam terhadap praktik penyerapan tenaga kerja oleh perusahaan-perusahaan di Kalbar. Ia menyatakan, bahwa investasi harus bersifat profit oriented namun juga harus berdampak kepada kesejahteraan masyarakat.
Pria yang pernah menjabat sebagai Anggota DPR RI ini secara eksplisit menolak menganggap pekerjaan kasar sebagai penyerapan tenaga kerja yang sesungguhnya.
”Mereka tukang panen Pak. Mereka tukang pupuk Pak. Mereka tukang cangkul Pak. Itu bukan penyerapan tenaga kerja,” ujarnya.
Menurut definisinya, penyerapan tenaga kerja yang diakui adalah menyerap tenaga-tenaga terampil yang sudah memiliki pendidikan seperti alumni Universitas Widya Dharma Pontianak ini.
“Saya menginginkan lulusan bekerja sesuai keahlian mereka, the right man on the right place, bukan sebagai buruh kelapa sawit (tukang dodos sawit),” pungkasnya.(rac)
