Wamen Sos: Sekolah Rakyat Bukan Program ‘Ecek-Ecek’

JAKARTA – Pemerintah menaruh perhatian besar pada pendidikan inklusif melalui program Sekolah Rakyat yang digagas Presiden Prabowo Subianto. Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono menegaskan program ini bukan sekadar wacana, melainkan prioritas yang disiapkan serius oleh negara.

“Jangan bilang Sekolah Rakyat ini program ‘ecek-ecek’. Ini program besar Presiden yang disiapkan dengan standar unggulan,” ujar Agus Jabo saat menjadi narasumber Podcast FGDJakarta bersama Fraksi Partai Gerindra DPRD DKI Jakarta, Selasa (23/9/2025).

Ia menjelaskan, Presiden memberikan arahan agar Sekolah Rakyat memiliki fasilitas lengkap. Untuk mendukung hal itu, pembangunan sekolah permanen akan berdiri di atas lahan minimal 8,2 hektare. Fasilitasnya meliputi ruang kelas, asrama, dapur, perpustakaan, laboratorium, tempat ibadah, hingga sarana olahraga.

Agus Jabo menilai program ini sejalan dengan cita-cita besar Presiden. “Presiden itu memiliki mimpi besar agar anak-anak ini harus menjadi anak-anak yang hebat. Seperti kisah seorang anak driver ojol lulusan CT Arsa itu yang diterima di 8 universitas luar negeri. Mimpi Pak Presiden sekolah rakyat ini menghasilkan siswa hebat seperti itu,” katanya.

Sekolah Rakyat dikonsep berbeda dari sekolah umum. Selain berbasis asrama, kurikulumnya dirancang multi-entry dan multi-exit, menyesuaikan bakat serta minat siswa. Rekrutmen juga tidak dilakukan dengan seleksi akademis, melainkan berbasis Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).

“Semuanya berbasis data, tidak ada titipan agar program pemerintah benar-benar tepat sasaran,” tegas Agus Jabo.

Ia menambahkan, peserta didik tidak hanya mendapatkan pendidikan formal, tetapi juga pembinaan karakter dan pelatihan keterampilan. Setelah lulus, siswa diarahkan agar mampu memilih jalur pendidikan tinggi atau langsung bekerja. Model ini diyakini melahirkan generasi siap menyongsong visi Indonesia Emas 2045.

Mengenai kekhawatiran orang tua atas konsep sekolah berbasis asrama, Agus Jabo menegaskan pentingnya sosialisasi. “Proses yang harus dilakukan adalah kita memberikan pengetahuan ke orang tuanya, Sekolah Rakyat ini adalah jalan. Kalau mereka masih tinggal di habitat keluarga miskin, tentunya mereka tidak bisa mewujudkan apa yang mereka cita-citakan. Orang tuanya miskin, anaknya tidak boleh miskin. Artinya ini harus putus, anak ini harus dibimbing oleh negara,” jelasnya.

Dengan pendekatan ini, Sekolah Rakyat digambarkan sebagai instrumen negara untuk memutus rantai kemiskinan antargenerasi. Pemerintah berharap siswa yang lahir dari keluarga kurang mampu tetap memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang, bahkan hingga ke level global.[]

Admin03

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *