Wapres Gibran Ajak 100 Anak Yatim dan Siswa Sekolah Rakyat ke Gramedia Pontianak

PONTIANAK – Kunjungan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka ke Kalimantan Barat pada Jumat (22/8/2025) menyisakan cerita penuh makna bagi anak-anak yatim dan siswa Sekolah Rakyat.
Bukan sekadar agenda formal kenegaraan, Gibran secara langsung mengajak mereka berbelanja perlengkapan sekolah di Toko Buku Gramedia Pontianak.
Langkah tersebut menjadi simbol kepedulian pemerintah terhadap pendidikan inklusif, khususnya bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu.
Program Sekolah Rakyat, yang diinisiasi di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, memang dirancang untuk memberi kesempatan pendidikan gratis dan berkualitas kepada anak-anak miskin dan miskin ekstrem.
Dengan mengenakan kemeja panjang, Gibran tiba di salah satu pusat perbelanjaan di Pontianak.
Sejak petang, ratusan anak dari berbagai yayasan dan lembaga kesejahteraan sosial sudah menunggu kedatangannya. Mereka tampak antusias menyambut momen yang jarang mereka alami.
Setidaknya 100 anak ikut serta dalam kegiatan tersebut. Rinciannya, 64 anak berasal dari sejumlah Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) di Pontianak, antara lain LKSA Al-Hidayah, Nur Fauzi, Al Amien, Teresa Bakti, Tunas Harapan, Ahmad Yani, Al-Adaby, Munzalan, dan Tunas Melati. Ada pula LKSA Kasih Bapak serta Hidahyatul Muslimin I dari Kubu Raya.
Sementara itu, 36 anak lainnya merupakan siswa Sekolah Rakyat dari tiga wilayah: Kota Pontianak, Mempawah, dan Kubu Raya.
Di dalam toko, Gibran berkeliling sambil mendampingi anak-anak berbelanja. Ia tidak hanya memastikan barang yang mereka pilih sesuai kebutuhan, tetapi juga sesekali berdialog hangat dengan mereka.
“Beli apa aja, selain buku? sudah cukup atau belum?” tanya Gibran kepada salah satu anak.
Tak hanya itu, Gibran juga memberi instruksi agar kasir memastikan anak-anak membawa pulang barang senilai maksimal Rp500 ribu. Jika belum cukup, mereka diminta menambah belanjaan.
“Kak, ini benar semua barangnya harganya sudah mencapai 500.000 rupiah? Kalau belum, minta mereka ambil barang lagi ya, sampai cukup,” ucap Gibran kepada kasir.
Suasana penuh keakraban ini memberi kesan mendalam bagi anak-anak. Dani (16), salah satu peserta dari panti asuhan, mengaku bahagia bisa langsung ditemani Wapres saat membeli kebutuhan sekolah.
“Kemarin kami dikasih tahu dari panti, anak-anak yatim piatu diajak ikut kegiatan ini. Senang banget bisa ketemu Pak Gibran dan dapat bantuan. Saya pilih gantungan kunci, bola voli buat olahraga di panti, sama buku rohani. Ini benar-benar bermanfaat,” katanya.
Hal senada disampaikan Intan Yani, siswi kelas 7 MTs dari Panti Nur Fauzi. Ia memilih tas dan buku untuk mendukung aktivitas belajarnya.
Tak kalah bahagia, Zulfiqar Arzaq, siswa kelas 1 MTs dari Sekolah Rakyat Pontianak, mengaku memilih sandal, sepatu, buku, dan tas. Ia merasa sangat terbantu dengan bantuan tersebut.
“Saya pilih sandal karena memang belum punya. Senang sekali, terima kasih Mas Wapres. Ini bikin semangat belajar saya tambah besar,” ujarnya dengan senyum.
Kegiatan sederhana ini memberikan gambaran nyata tentang perhatian pemerintah, khususnya melalui Wapres Gibran, dalam menjembatani akses pendidikan dengan kebutuhan dasar anak-anak.
Kehadiran langsung pejabat tinggi negara di tengah anak-anak bukan hanya soal bantuan material, tetapi juga menghadirkan kehangatan dan dorongan moral bagi mereka untuk terus bersemangat menimba ilmu.
Lebih jauh, kegiatan ini sekaligus menunjukkan kesinambungan antara program nasional pengentasan kemiskinan ekstrem dengan implementasi di lapangan.
Melalui dukungan nyata seperti bantuan peralatan sekolah, diharapkan semangat belajar anak-anak tidak terhambat oleh keterbatasan ekonomi.
Gibran pun memastikan aspirasi anak-anak dari berbagai daerah akan tetap diperhatikan. Ia menekankan bahwa akses pendidikan bukan hanya hak, melainkan investasi bangsa untuk masa depan Indonesia. []
Nur Quratul Nabila A