Warga Lansia Tewas Terjebak Api saat Bakar Lahan di Sanggau

SANGGAU — Upaya membersihkan lahan secara tradisional dengan cara dibakar kembali memakan korban jiwa. Seorang pria lanjut usia berinisial PA (57) ditemukan meninggal dunia dengan kondisi hangus terbakar setelah terjebak api saat membakar rumput kering di kebunnya, Senin (21/7/2025) siang.
Peristiwa nahas ini terjadi di Desa Engkode, Kecamatan Mukok, Kabupaten Sanggau, sekitar pukul 12.00 WIB. Menurut keterangan pihak kepolisian, awalnya korban hendak membersihkan lahannya dengan membakar semak dan rumput kering, metode yang umum digunakan sebagian masyarakat pedesaan.
Namun, api yang semula terkendali tiba-tiba merambat cepat hingga ke lahan milik tetangganya yang berbatasan langsung dengan kebun korban.
Kapolres Sanggau AKBP melalui Kapolsek Mukok, AKP Sutono, menjelaskan bahwa korban sempat berusaha memadamkan api saat kobaran membesar. Namun nahas, kondisi fisiknya yang sudah tidak sekuat dulu menjadi kendala dalam menyelamatkan diri.
“Saat api mulai membesar, korban mencoba memadamkannya menggunakan alat semprot tanaman. Namun diduga karena kondisi fisik yang sudah lanjut usia dan kelelahan, korban tidak mampu menyelamatkan diri dan akhirnya terjebak di tengah kobaran api. Jenazah korban ditemukan dalam kondisi hangus terbakar di atas lahan milik tetangganya,” ungkap AKP Sutono.
Usai kejadian, warga setempat segera melapor ke aparat desa dan kepolisian. Jenazah korban berhasil dievakuasi dari lokasi kejadian dan telah dimakamkan oleh pihak keluarga pada hari yang sama. Duka mendalam menyelimuti warga Desa Engkode yang tidak menyangka kegiatan rutinitas berkebun bisa berujung pada tragedi.
Kapolsek Mukok mengingatkan agar masyarakat lebih berhati-hati dalam menggunakan metode pembakaran, terlebih saat kondisi cuaca panas dan angin kencang yang bisa mempercepat penyebaran api.
“Peristiwa ini menjadi peringatan keras bagi masyarakat akan pentingnya keselamatan saat beraktivitas di kebun, terutama saat menggunakan metode pembakaran. Kami berharap warga lebih memilih cara yang aman dan ramah lingkungan dalam membersihkan lahan, guna menghindari terulangnya kejadian serupa,” tambahnya.
Musibah ini menambah daftar panjang korban akibat pembakaran lahan yang tidak terkendali. Meski sering dilakukan karena dinilai murah dan cepat, metode ini sangat berisiko, terlebih bila dilakukan tanpa pengawasan dan peralatan memadai.
Pemerintah daerah bersama aparat kepolisian diimbau untuk kembali menggencarkan sosialisasi dan edukasi mengenai tata cara pembukaan lahan yang aman, serta mendorong alternatif yang lebih ramah lingkungan.
Kejadian ini menjadi momentum penting bagi semua pihak untuk meninjau ulang praktik-praktik lama yang dapat mengancam keselamatan jiwa. []
Nur Quratul Nabila A