Warga Sekolaq Darat Tagih Janji Perusahaan Sawit Perbaiki Jalan Rusak

KUTAI BARAT — Warga Kecamatan Sekolaq Darat, Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur, kembali menyuarakan keluhan terkait kerusakan parah pada ruas jalan dari Simpang Raya hingga Simpang Jam Ismael Thomas–Didik. Lubang-lubang besar yang menganga dan tergenang air pascahujan menjadikan jalan tersebut kian berbahaya, terutama bagi pengendara roda dua.
Sejumlah warga menyebut bahwa kondisi ini memperburuk akses transportasi dan meningkatkan risiko kecelakaan, terutama bagi pelajar, pekerja, dan pengusaha lokal yang setiap hari melintasi jalur tersebut.
“Lihat sendiri jalannya rusak dan sangat berbahaya. Banyak pengendara yang jatuh. Kami minta perusahaan segera menepati janjinya,” ungkap Adi, warga setempat, Jumat (30/6/2025).
Adi menuturkan bahwa pada 22 Januari 2025 silam, telah disepakati bersama dalam pertemuan antara masyarakat, Forkopimcam Sekolaq Darat, dan empat perusahaan sawit yang beroperasi di wilayah tersebut agar dilakukan perbaikan dan pemeliharaan jalan secara berkala.
Empat perusahaan yang dimaksud adalah Pangyono Group, Indogunta Group, PT Kalimantan Agro Sentosa (KAS), dan PT Keruing Lestari. Jalan tersebut diketahui menjadi jalur utama pengangkutan crude palm oil (CPO) oleh kendaraan berat milik perusahaan-perusahaan tersebut.
“Sesuai hasil kesepakatan, kami minta perusahaan melaksanakan kewajibannya untuk memperbaiki dan memelihara jalan di wilayah Kecamatan Sekolaq Darat,” tegas Adi.
Menanggapi desakan warga, Camat Sekolaq Darat, Susila Erpina, telah melayangkan surat resmi kepada seluruh perusahaan yang disebutkan. Dalam surat tersebut, camat menekankan agar perusahaan segera merealisasikan tanggung jawab perbaikan jalan sebagaimana tercantum dalam kesepakatan awal tahun.
“Kami telah bersurat secara resmi dan meminta agar perbaikan jalan segera dilaksanakan. Ini menyangkut keselamatan dan kepentingan masyarakat luas,” ujar Susila.
Warga berharap langkah tegas dari pemerintah dan kepatuhan dari pihak perusahaan dapat segera mengatasi permasalahan infrastruktur ini sebelum menimbulkan korban jiwa atau kerugian yang lebih besar. Hingga berita ini diturunkan, belum ada laporan tindak lanjut konkret dari keempat perusahaan sawit tersebut. []
Nur Quratul Nabila A