Warga Sesalkan Bangunan Keraton Sekadau Mangkrak
SEKADAU – Masyarakat di Kabupaten Sekadau, Kalimantan Barat (Kalbar) menyesalkan atas tak terawatnya bangunan Keraton Sekadau yang dibangun memakai uang pemerintah. Padahal mangkraknya bangunan tersebut sangat bertolak belakang dengan apa yang dipesankan Bupati Sekadau, Simon Petrus dalam beberapa kesempatan.
Simon Petrus sering mengimbau agar masyarakat menjaga dan merawat pembangunan yang sudah dilakukan pemerintah. Sebab, pemerintah membangun juga untuk kepentingan masyarakat luas. Namun, kondisi yang terjadi pada bangunan Keraton Sekadau yang berlokasi di wilayah Desa Mungguk, Sekadau Hilir justru sebaliknya.
Bangunan yang pengerjaannya sudah rampung meski belum dilengkapi mebelair seperti pintu dan jendela ini hingga sekarang belum difungsikan. “Sayang ini tidak dibuka, misalnya untuk menyimpan benda peninggalan kerajaan, kan bagus. Kalau dibiarkan begini, tidak ada yang jaga, jadi bangunannya untuk orang kumpul-kumpul, coret-coret dinding. Padahal kan tidak sedikit uang untuk membangun keraton ini,” kata Ujang, seorang warga setempat, Minggu (7/6/2015).
Lokasi Keraton berada di kompleks bekas koloni kerajaan. Di sekitar kompleks ini juga terdapat makam Sultan Anom. Jika difungsikan secara maksimal, lokasi ini berpotensi menjadi alternatif destinasi wisata di kota Sekadau mengingat lokasinya tak jauh dari pusat kota.
Saat ini, di bagian dalam bangunan Keraton berserakan sampah plastik, puntung rokok dan kerikil bekas pengerjaan bangunan. Parahnya lagi, pada beberapa bagian dinding bagian dalam bangunan terdapat coretan-coretan dari cat aerosol semprot.
Setidaknya coretan dinding lebih dari dua titik. Coretan ini jelas tak enak dipandang mata dan mengganggu estetika bangunan. “Sebagai orang Sekadau, kita jelas tertarik mengetahui rekam jejak sejarah Bumi Lawang Kuari dari jaman dahulu hingga saat ini. Menurut dia, keraton merupakan tempat yang tepat untuk menyimpan literatur sejarah Sekadau,” lanjutnya.
Tak diketahui siapa yang bertanggung jawab atas aksi coret dinding keraton. Ujang, salah satu pengunjung makam Sultan Anom ketika ditemui di keraton mengaku sangat menyayangkan pembiaran di lokasi yang bersejarah itu. “Kalau bisa bangunan ini jangan dibiarkan terbengkalai lah,” katanya. [] ANT