Wisata Kukar Butuh Inovasi Digital, SDM Lokal Masih Kurang
27/06/2025
ADVERTORIAL – Di tengah percepatan digitalisasi di berbagai sektor, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) menghadapi tantangan besar dalam membangun ekosistem teknologi informasi (TI) yang tangguh. Persoalan utama yang mencuat adalah keterbatasan sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni di bidang pemrograman dan pengembangan aplikasi, yang menjadi tulang punggung dari ekonomi digital.
Kepala Bidang Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata (Dispar) Kukar, Zikri Umulda, menyampaikan keprihatinannya terhadap kondisi tersebut. Menurutnya, Kukar memiliki potensi besar di sektor teknologi, namun belum dibarengi dengan kesiapan SDM yang memadai.
“Kita masih kekurangan programmer dan pengembang aplikasi. Padahal, permintaan terhadap solusi digital makin besar, baik dari masyarakat maupun sektor pemerintahan,” ucapnya di Tenggarong, Kamis (26/06/2025).
Ia menilai subsektor TI memiliki posisi strategis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif Kukar. Namun, kekosongan tenaga ahli menjadi hambatan serius yang harus segera diatasi. Minat generasi muda terhadap teknologi sebenarnya tinggi, hanya saja kebanyakan dari mereka belajar secara mandiri tanpa sistem pembinaan yang terstruktur.
“Kita temukan banyak talenta muda yang belajar dari YouTube, forum daring, atau media sosial. Tapi karena tidak ada kurikulum yang sistematis, hasilnya tidak maksimal. Potensi itu jadi setengah jalan,” terang Zikri.
Untuk menjawab tantangan itu, ia menekankan perlunya intervensi pemerintah dalam bentuk pelatihan teknis, sertifikasi keahlian, serta penyediaan infrastruktur digital yang memadai. Ia menyebutkan bahwa kebutuhan tenaga pengembang lokal semakin meningkat, baik untuk menunjang layanan pemerintah, sektor pendidikan, maupun UMKM yang mulai beralih ke platform daring.
“Kita tidak bisa terus bergantung pada pengembang dari luar daerah. Kita perlu membangun kekuatan dari dalam. Jika Kukar ingin menjadi pemain dalam ekonomi digital, subsektor IT harus jadi prioritas,” tambahnya.
Zikri juga menyoroti pentingnya menciptakan aplikasi berbasis kebutuhan lokal. Pengembang di Kukar dinilainya perlu fokus pada produk yang dapat menyelesaikan persoalan daerah, seperti sistem administrasi desa, layanan publik digital, maupun platform pariwisata. “Jangan hanya ikut-ikutan tren nasional. Kita perlu aplikasi yang relevan dengan Kukar. Dari sini, pelaku IT lokal bisa membangun portofolio yang berdampak nyata dan punya nilai jual,” imbuhnya.
Ia optimistis jika pembinaan dilakukan secara konsisten, Kukar bisa mencetak talenta digital andal dan menjadi salah satu sentra teknologi di Kalimantan Timur. “Kukar harus berani mencetak inovator digital dari tanah sendiri. Ini bukan hanya tentang teknologi, tapi tentang kemandirian daerah dalam menghadapi tantangan zaman,” bebernya.
Di sisi lain, Zikri juga mendorong percepatan penyelesaian akses jalan menuju Gedung Komite Ekonomi Kreatif Kukar. Gedung itu diharapkan menjadi pusat aktivitas pelaku ekonomi kreatif, termasuk dari subsektor TI, yang dapat dikembangkan secara terarah dan berkelanjutan.[]