Wisata Kukar Untungkan Balikpapan
KUTAI KARTANEGARA – Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata (Disporabudpar) Kota Balikpapan menjadi sasaran kajian banding sejumlah anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar).
Awal Juli lalu, kunjungan tersebut digelar dalam rangka menggali informasi seputar kebudayaan dan kepariwisataan di Balikpapan. Ternyata, selama ini Balikpapan juga diuntungkan dengan masuknya wisatawan yang berkunjung ke Kukar.
Hal tersebut diungkapkan Firnadi Ikhsan, seorang anggota Komisi III DPRD Kukar yang turut serta dalam kunjungan kerja tersebut. Firnadi menyebut, Balikpapan yang menjadi kota transit mendapat keuntungan tersendiri dari segi pariwisata. Kota transit dinilai tidak perlu membuat sebuah objek wisata karena Balikpapan cukup memasarkan saja.
“Orang visit kemudian balik. Mereka (Balikpapan, red) mengakui memang banyak juga yang ngomongnya ingin melakukan kunjungan wisata ke Kukar. Travel agent di sana menawarkan paket wisata itu Bukit Bengkirai, Orang Utan, Sungai Wain. Jadi sebentar ke Kukar masuk ke Balikpapan lagi. Mereka menawarkan ke wisatawan Desa Budaya seperti Lekaq Kidau tetapi kemudian visit-nya ke Balikpapan lagi,” paparnya.
Menurutnya, dari data yang didapat dari kunjungan ke Balikpapan, diketahui bahwa sekarang ini wisatawan mancanegara tidak terlalu senang lagi berkunjung ke Kukar. “Mereka kehilangan keaslian budaya seperti dulu adanya kampung pinggir sungai pola kehidupan yang alami. Sekarang sudah modern, orang dayak juga tidak semuanya lagi yang pakai lanjong, anjat atau yang keunikan dengan telinga panjang itu,” sebutnya.
Pada kesempatan kunjungan tersebut, pihak Komisi III juga melakukan penjajakan pola kerja sama dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan di bidang pariwisata khususnya supaya wisatawan lebih lama berkunjung ke Kukar. “Cuma belum sampai ke penelitian dan kita juga belum punya data, hanya sekedar melempar pokok-pokok pikiran,” ungkapnya.
“Intinya Kukar perlu namanya badan promosi pariwisata. Badan pengelola promosinya, sehingga bukan pemerintah saja yang memikirkan. Jadi badan ini nantinya isinya orang-orang yang kompeten di bidangnya, ada bidang kuliner, bidang tari, dan bidang yang lainnya.
Sementara di Kukar sendiri, Firnadi mengkritik kinerja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kukar yang tidak punya data detail tentang kedatangan wisatawan pada even-even tertentu. “Kita belum melihat datanya dan bagaimana model perkembangannya,” terang Firnadi.
Politisi dari Partai Keadilan Sejahtera ini juga mempertanyakan tidak adanya kejelasan yang pasti dari ukuran angka dan grafik dalam perkembangan pariwisata Kukar. Menurut dia, wisatawan yang datang ke Kukar saat event-event tertentu tidak terdata. [] Advetorial