Zelensky Tanggapi Trump dengan Diplomasi Tenang

JAKARTA – Ketegangan diplomatik mencuat setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menuding Ukraina tidak tahu berterima kasih atas bantuan yang diberikan Washington dalam konflik dengan Rusia. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, yang selama ini dikenal berhati-hati dalam pernyataan publiknya, memberikan respons yang tetap tenang namun tegas menegaskan sikap negaranya.

Tudingan Trump disampaikan setelah Zelensky menolak mendukung proposal perdamaian yang diajukan AS. Rencana itu berisi 28 poin yang dinilai banyak mengakomodasi tuntutan Moskow, termasuk keharusan Ukraina menyerahkan sebagian wilayahnya. Selain itu, Kyiv juga diminta memangkas kekuatan militer dan berjanji untuk tidak bergabung dengan NATO.

Trump dalam pernyataannya di Truth Social menilai pemimpin Ukraina tidak menunjukkan rasa syukur atas dukungan Barat. “‘KEPEMIMPINAN’ UKRAINA TIDAK MENGUNGKAPKAN RASA TERIMA KASIH SAMA SEKALI ATAS UPAYA-UPAYA KITA,” tulis Trump dengan huruf kapital. Ia menyoroti bahwa AS telah memberikan bantuan senjata secara besar-besaran melalui NATO untuk Ukraina, sementara Eropa masih terus membeli minyak dari Rusia.

Dia turut menyalahkan mantan presiden Joe Biden karena gagal mencegah pecahnya konflik. “SAYA MEWARISI PERANG YANG SEHARUSNYA TIDAK PERNAH TERJADI, PERANG YANG MERUGIKAN SEMUA ORANG, TERUTAMA JUTAAN ORANG YANG TEWAS DENGAN SANGAT TIDAK PERLU,” ujar Trump.

Menanggapi hal itu, Zelensky menyampaikan apresiasi kepada Amerika Serikat, termasuk kepada Trump, sembari menegaskan bahwa Ukraina tidak pernah mengabaikan dukungan internasional. “Ukraina berterima kasih kepada Amerika Serikat, kepada setiap hati warga Amerika, dan khususnya kepada Presiden Trump atas bantuan, yang dimulai dengan (rudal) Javelin, yang telah menyelamatkan nyawa warga Ukraina,” ucap Zelensky melalui Telegram.

Dia juga menyampaikan apresiasi kepada negara-negara Eropa, G7, dan G20 atas dukungan mereka secara berkelanjutan. Menurut Zelensky, dukungan tersebut sangat penting untuk mempertahankan prinsip kedaulatan dan perdamaian jangka panjang. “Inilah sebabnya kami bekerja dengan sangat hati-hati di setiap poin, setiap langkah menuju perdamaian. Semuanya harus dikerjakan dengan benar agar kita benar-benar dapat mengakhiri perang ini dan mencegah perang terulang kembali,” ujarnya.

Pertemuan antara pejabat AS, Eropa, dan Ukraina berlangsung di Jenewa, Swiss, untuk membahas rencana perdamaian Washington. Zelensky sebelumnya menyatakan proposal itu memberi “pilihan yang sangat sulit” bagi Ukraina. Trump bahkan memberikan batas waktu hingga 27 November kepada Zelensky untuk menyetujui rencana tersebut.

Meski ditekan melalui tudingan dan tenggat waktu, Zelensky tetap memilih berbicara dengan nada diplomatis. Sikap ini memperlihatkan strategi Ukraina untuk menjaga hubungan baik dengan mitra internasional, tanpa mengorbankan martabat dan kedaulatan negaranya. []

Siti Sholehah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *