Zelensky Ungkap 20 Poin Proposal Perdamaian Ukraina-Rusia

KYIV – Pemerintah Ukraina mengungkap perkembangan terbaru dalam upaya diplomatik untuk mengakhiri konflik bersenjata dengan Rusia. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyampaikan bahwa sebuah proposal perdamaian yang dipimpin oleh Amerika Serikat telah difinalisasi bersama antara negosiator Kyiv dan Washington, kemudian dikirimkan ke Moskow untuk mendapatkan tanggapan resmi.

Dilansir AFP, Rabu (24/12/2025), Zelensky menjelaskan bahwa dokumen utama tersebut akan dilengkapi dengan perjanjian bilateral tambahan antara Amerika Serikat dan Ukraina. Perjanjian itu mencakup jaminan keamanan serta rencana rekonstruksi jangka panjang pascaperang. Meski tidak mempublikasikan draf resmi proposal tersebut, Zelensky memaparkan isi rencana perdamaian secara rinci kepada wartawan dalam sebuah pengarahan khusus.

Proposal ini berisi 20 poin utama yang menggambarkan kerangka besar penghentian konflik, jaminan keamanan, serta pemulihan politik dan ekonomi Ukraina. Dalam paparannya, Zelensky menegaskan bahwa poin pertama dari proposal tersebut menekankan pengakuan penuh atas kedaulatan Ukraina sebagai negara merdeka dan berdaulat, yang harus ditegaskan oleh seluruh pihak penandatangan.

“Dokumen ini merupakan perjanjian non-agresi penuh dan tanpa syarat antara Rusia dan Ukraina,” demikian salah satu poin yang disampaikan Zelensky. Ia menambahkan bahwa untuk menjaga stabilitas jangka panjang, mekanisme pemantauan berbasis teknologi canggih akan diterapkan guna mengawasi garis kontak dan mencegah pelanggaran perjanjian.

Rencana tersebut juga menegaskan posisi Ukraina dalam aspek pertahanan. Ukraina akan tetap mempertahankan kekuatan angkatan bersenjatanya hingga 800.000 personel di masa damai, dengan jaminan keamanan yang melibatkan Amerika Serikat, NATO, serta negara-negara Eropa. Jaminan ini dirancang menyerupai Pasal 5 NATO, dengan ketentuan sanksi global terhadap Rusia akan kembali diberlakukan jika terjadi agresi.

Selain aspek keamanan, proposal perdamaian ini menempatkan rekonstruksi ekonomi sebagai salah satu prioritas utama. Paket pembangunan global untuk Ukraina akan mencakup pembentukan Dana Pembangunan Ukraina, kerja sama investasi dengan perusahaan Amerika Serikat, pengembangan infrastruktur energi dan gas, hingga dukungan pembiayaan dari Bank Dunia.

Zelensky juga menyoroti pentingnya integrasi Ukraina dengan Eropa. Dalam proposal tersebut, Ukraina diproyeksikan menjadi anggota Uni Eropa dalam jangka waktu tertentu serta memperoleh akses istimewa ke pasar Eropa sebagai langkah awal pemulihan ekonomi.

Isu sensitif terkait wilayah juga diatur secara rinci. Garis penempatan pasukan di wilayah Donetsk, Luhansk, Zaporizhzhia, dan Kherson akan diakui sebagai garis kontak de facto. Namun, Rusia diwajibkan menarik pasukannya dari wilayah tertentu agar perjanjian dapat diberlakukan sepenuhnya.

Di sisi kemanusiaan, proposal ini menekankan pertukaran menyeluruh tawanan perang, pemulangan warga sipil dan anak-anak, serta pembentukan komite kemanusiaan khusus untuk menangani dampak konflik.

Proposal perdamaian ini juga mengatur bahwa Ukraina harus segera menggelar pemilihan umum setelah perjanjian ditandatangani, serta menegaskan kembali komitmen Ukraina sebagai negara non-nuklir.

Sebagai penutup, Zelensky menyampaikan bahwa setelah seluruh pihak menyetujui perjanjian tersebut, gencatan senjata penuh akan segera diberlakukan. Implementasi kesepakatan akan diawasi oleh Dewan Perdamaian yang dipimpin oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump, dengan mekanisme sanksi jika terjadi pelanggaran.

Kini, perhatian internasional tertuju pada respons Moskow terhadap proposal tersebut, yang dinilai akan menentukan arah masa depan konflik Ukraina-Rusia. []

Siti Sholehah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *