Antrean Solar Kumat Lagi

img060620141272881Antrean kendaraan yang hendak mengisi bahan bakar di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) kembali panjang. Kondisi ini diperkirakan semakin parah jelang masuknya bulan Ramadan. Mendapatkan  solar bersubsidi semakin sulit.

Kondisi ini tentu membuat kepanikan tersendiri bagi sopir truk. Hampir seluruh jalan protokol yang terdapat SPBU mulai menyempit disesaki truk bertonase besar. Antrean panjang memang tak terelakkan. Misalnya di SPBU yang berada di Jalan MT Haryono dan Damai.

Bahkan sekira 16.30 Wita, sudah stok solar subsidi sudah habis. Plang di depan pintu masuk SPBU terpajang paling depan. Sementara di SPBU di Jalan Soekarno Hatta Km 3,5 tak pernah sepi dari antrean. Bus-bus angkutan lintas kota dan provinsi selalu ada yang mengantre. Kondisi ini mempersulit kendaraan lainnya yang ingin mengisi BBM premiun.

“Alasan kekurangan kuota ini sudah terlalu klasik. Padahal kalau dibandingkan di Pulau Jawa, tidak ada yang antre. Penduduk di Balikpapan juga tak sepadat di Jawa. Pokoknya alasannya terlalu klasik,” kata Ketua Forum Pengamat dan Pengawas Pelayanan Publik Balikpapan, H Maskuni.

Menurutnya, persoalan kelangkaan solar bersubsidi di Balikpapan sudah terjadi beberapa tahun terakhir dan nampaknya tak banyak mengalami perubahan. Satu-satunya cara mengatasi ini, termasuk menghilang status antrean truk, pemkot harus mengambil sikap. “Sikapnya ikut membantu mendesak agar kuota BBM bersubsidi ditambah,” ujarnya.

Dia menilai, jika masalah kuota solar tidak ditambah, atau dicarikan jalan keluarnya. Imbas antrean truk besar yang terus mengular akan mengganggu aktivitas masyarakat di bulan Ramadan. Saat ini, Balikpapan hanya kebagian 73 ribu kiloliter (KL). Kuota ini menurun dibandingkan 2013 lalu yang mendapatkan 83 ribu KL.

Terkait kuota ini, External Relation PT Pertamina Fuel Retail Marketing Operation Region VI Kalimantan, Rudi Biantoro menerangkan persedian solar cukup. “Pertamina tidak bisa menyalurkan BBM subsidi di luar kuota, karena adanya kebijakan penyaluran ke SPBU untuk solar bersubsidi ada kuota yang sudah diputuskan BPH Migas,” jelas Rudi. Diduga, antrean solar terjadi kerena ada kepanikan yang sebenarnya tidak perlu. “Saat ini, sedang diatur. Agar sampai akhir tahun bisa tercukupi,” sambung Rudi. [] RedFj/BP