Simon Petrus: Kampanye Hitam Rusak Demokrasi
SEKADAU – Menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak di sejumlah daerah di Indonesia membuat suhu politik memanas. Agar menang, terkadang langkah tak pantas pun dilakukan, termasuk kampanye hitam. Menurut Bupati Sekadau, Simon Petrus, kampanye hitam dapat merusak sistem demokrasi. Ia mengimbau pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan pemilihan kepala daerah setempat Desember mendatang tidak melakukan tindakan yang merusak demokrasi, seperti melakukan kampanye hitam.
“Situasi kamtibmas menjelang pemilu rawan dirusak oleh tindakan-tindakan yang tidak perlu, misalnya kampanye hitam. Saat kampanye diakui sebagai momen yang paling panas dalam pemilu. Masing-masing kandidat akan bertarung habis-habisan merebut simpati masyarakat agar memilih mereka. Dikhawatirkan, cara-cara pintas pun bakal dihalalkan untuk mencapai tujuan memenangi pilkada,” ungkap Bupati Sekadau, Simon Petrus, kepada pers di Sekadau, Kamis (24/6).
Dia mengatakan, banyak kandidat atau tim yang nanti akan mendatangi masyarakat dengan bahasa dan konsep yang berbeda-beda. Harus disikapi secara dewasa setiap pembicaraan, slogan-slogan yang disampaikan.
Kampanye hitam, bisa memperkeruh suasana atau kamtibmas. “Kita menyarankan agar masing-masing kandidat yang akan bertarung dalam pemilukada menyadari hal ini dan memiliki kecintaan terhadap daerah dengan tidak mempraktikkan kampanye hitam yang berpotensi menyesatkan masyarakat,” kata dia lagi.
Simon menambahkan, hindari hal-hal seperti itu. Peserta pilkada harus berpikir bagaimana mengajari masyarakat untuk berdemokrasi dengan baik. Apalagi saat ini, Kabupaten Sekadau membutuhkan sosok pemimpin yang mampu merangkul semua rakyat, kalangan, agama dan mampu mempersatukan daerah, bukannya pemimpin yang lahir dari praktik ketidakadilan demokrasi.
Tahapan demi tahapan pilkada mulai berjalan. Kandidat pun bermunculan. Meski tahapan kampanye masih jauh, namun masing-masing kandidat mulai memperkenalkan diri kepada masyarakat lewat berbagai cara dan media.
Menjelang perhelatan pilkada yang akan dilangsungkan tanggal 9 Desember 2015, situasi politik saat ini relatif masih adem-ayem saja. Baik para kandidat, tim sukses, maupun di masyarakat. Walaupun situasi kamtibmas aman-aman saja.
Menurut Simon, masyarakat Sekadau saat ini sudah relatif terbiasa dengan isu-isu politik. Ini terlihat dari beberapa kali pemilu sebelumnya, situasi kamtibas dapat terjaga dengan baik.
“Lebih baik tawarkan program kerja kepada masyarakat. Jangan masyarakat kita dibayar 50 ribu untuk memilih kandidat yang tidak sesuai dengan pilihan hatinya, ini kan tidak mendidik, dan masyarakat jangan mau menerima uang tersebut lantas memilih kandidat yang tim atau siapapun paksa pilih dengan bayaran,” kata Simon Petrus. [] ANT