DSBK IV Hidupkan Warisan Sastra Melayu

ADVERTORIAL – Samarinda kembali menjadi tuan rumah ajang budaya berskala internasional. Wakil Gubernur Kalimantan Timur, H. Seno Aji, secara resmi membuka Dialog Serantau Borneo Kalimantan (DSBK) ke-IV yang berlangsung di Hotel Harris, Samarinda, Selasa (17/06/2025). Forum ini menjadi wadah pertemuan bagi para sastrawan dan budayawan dari tiga negara serumpun: Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam.
Dengan tema “Nusantara dan Penguatan Sastra Melayu: Merawat Estetika dan Didaktika”, DSBK tahun ini menghadirkan berbagai tokoh penting, di antaranya Ketua Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Hetifah Sjaifudian, serta Anggota Komisi IV DPRD Kalimantan Timur, Sarkowi V Zahry. Tidak hanya itu, sastrawan, akademisi, dan perwakilan lembaga budaya dari ketiga negara turut ambil bagian dalam perhelatan ini.
Tujuan utama forum ini adalah mempererat hubungan kebudayaan di antara negara serumpun serta memperkokoh eksistensi sastra Melayu di tengah arus globalisasi. “Atas nama Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, saya mengucapkan selamat datang di Bumi Etam. Semoga kehadiran para tamu dari berbagai negara di sini membawa kesan yang baik, terlebih saat ini Kaltim sedang bersiap menjadi pusat pemerintahan Indonesia melalui IKN,” ujar Seno Aji saat membuka acara.
Bagi Seno, DSBK bukan hanya ajang diskusi sastra semata, melainkan juga bentuk nyata dari eratnya kolaborasi budaya antarnegara yang memiliki akar sejarah dan budaya yang sama. “Menjadi tuan rumah DSBK adalah suatu kehormatan besar bagi kami. Forum ini bukan hanya soal sastra, tetapi juga simbol kuatnya hubungan budaya dan persaudaraan antara Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam,” tambahnya.
Pembukaan forum berlangsung dengan penuh khidmat, diawali dengan prosesi tarian beras kuning dan ritual tepung tawar, tradisi dari Kerajaan Kutai Kartanegara. “Saya tadi disambut dengan tarian beras kuning dan tepung tawar, tradisi Kerajaan Kutai Kartanegara. Ini menggambarkan betapa kuatnya warisan budaya kita,” ungkap Seno.
Selain memperkuat nilai estetika, tema DSBK kali ini juga menyoroti peran sastra sebagai media pembentuk karakter bangsa. “Sastra bukan sekadar soal keindahan, tetapi juga memiliki peran mendidik dan membentuk karakter. Saya yakin forum ini akan melahirkan ide-ide segar untuk memperkuat posisi sastra Melayu di tengah tantangan zaman,” ujarnya penuh harap.
Rangkaian kegiatan DSBK dirancang untuk menjangkau masyarakat secara luas, melalui muhibah budaya, parade sastra, wisata budaya, serta diskusi tematik yang menghadirkan gagasan baru. “Ini bukti bahwa DSBK tidak berhenti di tataran wacana, tetapi benar-benar hadir di tengah masyarakat dan memberi dampak nyata bagi kehidupan budaya lintas negara,” tegasnya.
Di akhir sambutan, Seno mengajak seluruh peserta untuk menjadikan forum ini sebagai komitmen bersama dalam menjaga identitas budaya dan memperkuat sastra Melayu sebagai warisan intelektual. “Mari kita jaga jati diri bangsa dan budaya serumpun ini. Jadikan forum ini sebagai ruang membangun masa depan sastra Melayu yang lebih cerah, inklusif, dan bermartabat,” pungkasnya. []
Penulis: Nur Quratul Nabila Penyunting: Enggal Triya Amukti