Pemprov Dorong Sawit Ramah Lingkungan dan Inklusif

SAMARINDA — Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) terus mengembangkan sektor perkebunan kelapa sawit sebagai salah satu motor penggerak ekonomi daerah. Namun berbeda dari pendekatan lama yang berorientasi produksi, kini Pemprov melalui Dinas Perkebunan (Disbun) menekankan pentingnya kesinambungan antara pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan petani, dan kelestarian lingkungan.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Disbun Kaltim, Andi Siddik, menegaskan bahwa pengembangan sawit tak lagi boleh hanya menguntungkan korporasi besar.

“Perkebunan kelapa sawit memiliki potensi yang besar untuk menjadi salah satu pilar utama ekonomi daerah. Namun, kami ingin memastikan bahwa pengembangan sawit tidak hanya menguntungkan pelaku usaha besar, tetapi juga benar-benar memberi manfaat langsung bagi petani sebagai pelaku utama di lapangan,” ujarnya dalam pernyataan kepada media, Kamis (12/06/2025).

Saat ini, luas lahan sawit di Kaltim mencapai 1,4 juta hektare. Namun sekitar 300 ribu hektare di antaranya belum dimanfaatkan secara optimal. Lahan-lahan tersebut tengah dikaji kembali oleh Pemprov untuk pengembangan selektif yang mempertimbangkan faktor topografi dan kelayakan lingkungan.

“Sebagian dari lahan yang belum dimanfaatkan itu berada pada area yang memiliki kemiringan relatif landai. Area tersebut masih sangat memungkinkan untuk dikembangkan menjadi perkebunan sawit produktif,” kata Andi.
“Namun untuk lahan dengan kemiringan curam, kami tidak akan mendorong penanaman, melainkan akan mengalihkannya sebagai kawasan konservasi guna menjaga keseimbangan ekologis.”

Strategi ini juga menjadi respons atas meningkatnya ancaman terhadap hutan dan daerah aliran sungai (DAS). Komitmen konservasi pun masuk dalam prioritas program Disbun, seiring dengan dorongan kemitraan yang adil antara petani dan perusahaan.

Selain membina sinergi hulu-hilir, Pemprov juga mendorong sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) bagi petani mandiri agar produk sawit Kaltim bisa bersaing di pasar global.

“Kami juga mendukung percepatan sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) bagi petani sawit mandiri di Kaltim. Sertifikasi ini penting agar produk sawit dari Kaltim bisa bersaing di pasar global dan sekaligus menunjukkan bahwa kita memiliki komitmen terhadap prinsip-prinsip keberlanjutan,” tegas Andi.

Langkah lainnya meliputi pelatihan budidaya berkelanjutan, penyediaan bibit unggul, hingga penguatan kelembagaan petani. Upaya ini mendapat apresiasi dari kalangan pengamat lingkungan karena menunjukkan arah pembangunan sawit yang lebih bertanggung jawab dan adil.

“Transformasi sektor kelapa sawit bukan hanya soal luasan lahan dan produksi, tapi tentang bagaimana kita memaksimalkan manfaat ekonominya, menjaga sosial budaya masyarakat, dan melestarikan lingkungan. Inilah arah pembangunan perkebunan Kaltim yang ingin kami wujudkan bersama,” pungkas Andi Siddik.

Sebagai penguatan strategi, Pemprov tengah menyiapkan kebijakan insentif untuk sektor swasta dan petani, termasuk pengembangan bioenergi dan kawasan hilirisasi industri sawit. Hal ini menjadi pijakan menuju transformasi ekonomi hijau di Benua Etam. []

Penulis: Nur Quratul Nabila | Penyunting: Enggal Triya Amukti | ADV Diskominfo Kaltim

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *