DPRD Kaltim Dorong Integrasi MBG dan Pertanian

ADVERTORIAL – Pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kalimantan Timur (Kaltim) bukan hanya perkara pangan anak, tapi juga sarana pemberdayaan petani lokal. Demikian ditegaskan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kaltim, Ananda Emira Moeis, terkait upaya integrasi sektor pendidikan dan pertanian dalam satu program terpadu.
“Program lanjutan ini harus melibatkan petani sebagai pelaku aktif sehingga bisa memberi manfaat dua arah: anak mendapat pangan bergizi, petani mendapatkan pasar lokal yang stabil,” tegas Nanda.

Menurutnya, skema pengadaan pangan dalam program ini dapat diarahkan pada kerja sama dengan kelompok tani setempat di wilayah pesisir dan dataran rendah. Hal ini akan menciptakan sinergi rantai pangan lokal dan membantu stabilisasi harga produksi petani.
“Saat kami mengunjungi lokasi di Kutai Kartanegara, terlihat jelas bagaimana petani mengkhawatirkan ketersediaan akses pasar. Dengan MBG, mereka bisa memberdayakan hasil tani sekaligus memenuhi kebutuhan pangan anak,” jelasnya.
Nanda menilai bahwa model “sinergi MBG–pertanian lokal” dapat menjadi kunci kemandirian daerah. Ia mendorong agar pemerintah daerah mengalokasikan anggaran yang dapat meningkatkan keterlibatan petani serta memperluas budaya konsumsi pangan lokal bergizi.
“Ini semacam ruang baru bagi petani dan anak-anak kita. Kalau dikembangkan dengan strategi tepat, akan memicu pola tanam baru yang menyesuaikan kebutuhan gizi masyarakat,” lanjutnya.
Lebih lanjut, dia menggarisbawahi pentingnya evaluasi reguler agar petani, sekolah, dan instansi terkait bisa terlibat dalam setiap tahap MBG—dari perencanaan menu bergizi hingga hingga distribusi makanan di lapangan.
“Pemerintah daerah, bersama Bappeda dan Dinas Pertanian, harus aktif memetakan potensi wilayah untuk MBG dan memantau efektivitasnya dari waktu ke waktu,” ujar Nanda.
Sang politisi juga menekankan pendidikan gizi bagi pelaksana program, menjamin bahwa makanan yang disajikan tidak hanya cukup kuantitas, tetapi juga memenuhi kualitas nutrisi. Nanda menyebut pelatihan gizi sebagai bagian tak terpisahkan dari keberlanjutan program.
“Masyarakat harus terlibat penuh. Jangan hanya memberi makanan, tetapi juga memberi pemahaman akan pentingnya gizi seimbang,” imbuhnya.
DPRD Kaltim akan terus menjalin komunikasi dengan pemerintah kabupaten/kota untuk menyusun model MBG berbasis komoditas lokal. Nanda menyatakan bahwa forum evaluasi MBG–pertanian lokal akan digelar secara berkala guna memperkuat integrasi lintas sektor dan memastikan keberlanjutan program demi generasi yang lebih sehat dan petani yang lebih sejahtera.
Penulis: Selamet
Penyunting: Enggal Triya Amukti