Darlis: Ekstrakurikuler Jangan Jadi Beban, Tapi Sarana Tumbuh Kembang Siswa

ADVERTORIAL – Pentingnya aktivitas di luar kelas dalam mendukung pendidikan formal kembali disuarakan oleh Sekretaris Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), Muhammad Darlis Pattalongi. Ia menegaskan bahwa kegiatan ekstrakurikuler bukan sekadar pelengkap, tetapi komponen penting dalam pembentukan karakter dan peningkatan kualitas pendidikan.
Menurut Darlis, sekolah saat ini diharapkan mampu menghadirkan ruang belajar yang lebih luas dari sekadar ruang kelas. Aktivitas ekstrakurikuler seperti organisasi siswa, seni, olahraga, atau kegiatan sosial harus dirancang sebagai wahana pengembangan potensi dan kepemimpinan.

“Ekstrakurikuler itu penting. Karena bisa mendukung prestasi akademik, melatih kepemimpinan, memberi sumbangsih dalam pembentukan karakter siswa, dan lain sebagainya. Jadi itu penting,” ujar pria yang pernah menjabat sebagai Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) periode 2014—2019.
Meski demikian, Darlis mengingatkan agar sekolah tidak asal menggelar kegiatan tambahan tersebut. Perencanaan yang tidak matang berisiko menjadikan ekstrakurikuler sebagai beban, terutama bagi siswa dari kalangan kurang mampu. Ia mendorong setiap sekolah untuk bijaksana dalam menyusun program yang ramah terhadap kondisi siswa.
“Sekolah harus lebih bijak, jangan sampai kegiatan tersebut justru menjadi beban,” tegasnya di Samarinda, Jumat (23/5/2025).
Ia juga mengapresiasi langkah Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur yang memberikan seragam dan buku gratis bagi pelajar. Menurutnya, kebijakan itu dapat membantu sekolah mengalokasikan anggaran untuk mendukung program ekstrakurikuler yang berkualitas dan inklusif.
“Dengan kebijakan gubernur yang menyediakan buku dan seragam, mudah-mudahan itu bisa meringankan beban sekolah dalam menyelenggarakan atau memvariasikan kegiatan ekstrakurikulernya,” ujarnya.
Darlis menegaskan, pendidikan modern harus bersifat holistik, menyentuh aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa. Ia berharap sinergi antara pemerintah dan sekolah terus ditingkatkan untuk menciptakan sistem pendidikan yang membentuk karakter, bukan hanya mencetak nilai akademik.
Penulis: Selamet
Penyunting: Enggal Triya Amukti