Kaltim Siapkan Diri Hadapi Potradnas Lewat Seleksi Olahraga Tradisional

ADVERTORIAL — Upaya pelestarian budaya melalui pendekatan olahraga kembali ditegaskan Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Kalimantan Timur. Dengan menggagas seleksi daerah untuk Pekan Olahraga Tradisional Masyarakat (Potratmas), Dispora Kaltim tak hanya mencari atlet terbaik, tetapi juga berusaha menumbuhkan rasa cinta generasi muda terhadap budaya lokal.
Seleksi tersebut akan digelar pada awal Juli 2025, dengan melibatkan peserta dari seluruh kabupaten dan kota di Kalimantan Timur. Para peserta akan bertanding dalam tiga cabang khas permainan rakyat, yakni menyumpit, gasing, dan belogo. Ketiga cabang itu dipilih karena memiliki akar budaya yang kuat sekaligus dinilai layak dikembangkan sebagai bagian dari olahraga berbasis prestasi.
Menurut Kepala Bidang Pembudayaan Olahraga Dispora Kaltim, AA Bagus Sugiarta, kegiatan ini merupakan rangkaian dari upaya Dispora Kaltim menjaring wakil-wakil terbaik untuk berlaga dalam Pekan Olahraga Tradisional Nasional (Potradnas) yang rencananya berlangsung di Nusa Tenggara Timur pada Agustus atau September 2025.
“Nanti akan ada seleksi dari beberapa kabupaten/kota untuk cabang menyumpit, gasing, dan belogo. Pemenang di tingkat provinsi akan kita bawa mewakili Kalimantan Timur ke ajang Potradnas di Nusa Tenggara Timur,” jelas Bagus saat ditemui pada Selasa (01/07/2025).
Lebih dari sekadar meraih prestasi, kegiatan ini diharapkan menjadi ruang pembelajaran untuk memperkenalkan kembali nilai-nilai budaya daerah kepada masyarakat, khususnya generasi muda. Dispora Kaltim menekankan bahwa olahraga tradisional menyimpan nilai historis dan edukatif yang tak kalah penting dibandingkan cabang olahraga modern.
Sebagai bagian dari langkah strategis pengembangan sektor olahraga, Dispora Kaltim juga merencanakan pelaksanaan penilaian Indeks Pembangunan Olahraga (IPO) pada 11–13 Juli 2025 di Kutai Kartanegara. Melalui IPO, pemerintah dapat menilai perkembangan olahraga di daerah secara menyeluruh, termasuk sarana, pembinaan atlet, dan partisipasi masyarakat.
“Penilaian IPO ini penting sebagai dasar evaluasi dan perencanaan kebijakan olahraga ke depan, termasuk olahraga tradisional,” tambah Bagus.
Terkait dukungan infrastruktur, Dispora memastikan kesiapan fasilitas olahraga tradisional yang dibutuhkan selama proses seleksi. “Lapangan olahraga tradisional yang berada di samping skatepark itu sudah bisa digunakan. Kami beri kebebasan bagi masyarakat atau klub-klub untuk memanfaatkannya sebagai tempat latihan dalam rangka persiapan seleksi ke tingkat nasional,” ujar Bagus.
Melalui pendekatan berbasis budaya ini, Dispora Kaltim ingin memastikan bahwa regenerasi atlet lokal berjalan beriringan dengan pelestarian identitas budaya daerah. Kalimantan Timur diharapkan tak sekadar mengirimkan peserta, tetapi juga membawa semangat budaya dan nilai-nilai kearifan lokal yang tercermin dalam permainan tradisional. Dengan keterlibatan komunitas, pelatih, hingga tokoh budaya, ajang ini menjadi sarana membangun kesadaran bersama bahwa olahraga bisa menjadi medium penguatan jati diri bangsa. []
Penulis: Putri Aulia Maharani | Penyunting: Aulia Setyaningrum