Dispora Kaltim Hidupkan Olahraga Tradisional Lewat Sekolah dan Ruang Publik
03/07/2025
ADVERTORIAL – Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Kalimantan Timur terus memperluas ruang partisipasi bagi masyarakat dalam pelestarian olahraga tradisional. Melalui pendekatan yang menggabungkan lingkungan pendidikan dan ruang publik, Dispora menghadirkan kegiatan yang tidak hanya bersifat edukatif tetapi juga inklusif, menjangkau seluruh lapisan masyarakat tanpa batasan usia atau latar belakang.
Kepala Seksi Olahraga dan Rekreasi Tradisional Dispora Kaltim, Thomas Alva Edison, mengungkapkan bahwa pihaknya secara aktif melibatkan sekolah dalam program pembinaan olahraga tradisional melalui jalur ekstrakurikuler. Kegiatan ini dilaksanakan dengan dukungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kaltim serta tenaga instruktur yang ditugaskan secara profesional.
“Sekolah-sekolah itu sudah menjadi bagian dari kegiatan kami, khususnya melalui ekstrakurikuler. Kami bekerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Ada sepuluh instruktur yang secara berkala melakukan kunjungan ke sekolah berdasarkan kontrak kerja yang sudah disepakati,” ujarnya saat diwawancarai pada Rabu (02/07/2025).
Menurut Thomas, koordinasi antara instruktur dan sekolah berjalan cukup efektif. Peran guru dan wali kelas menjadi kunci dalam menyusun jadwal dan memastikan kehadiran siswa.
“Antusiasme siswa di sekolah cukup tinggi karena memang dikoordinir langsung oleh wali kelas. Misalnya ada kunjungan tanggal 4 Juli, maka per kelas sudah ada kontrak kerja, dan mereka akan hadir sesuai jadwal itu,” jelasnya.
Namun, Dispora tidak berhenti pada lingkup sekolah. Untuk menjangkau masyarakat yang lebih luas, Dispora Kaltim juga rutin mengadakan latihan olahraga tradisional terbuka setiap akhir pekan di halaman kantor Dispora. Kegiatan ini terbuka bagi siapa saja yang ingin berpartisipasi, dari pelajar hingga orang dewasa.
“Kalau yang di lapangan sini sifatnya umum. Siapa pun boleh ikut. Setiap akhir pekan bisa sampai 250 orang yang hadir. Mereka datang dari berbagai kalangan, termasuk anak-anak sekolah dan masyarakat umum,” katanya.
Area latihan ini dilengkapi dengan berbagai permainan khas daerah, termasuk lempar pisau dan jenis-jenis permainan tradisional lainnya. Keberadaannya di pusat kota menjadikan lokasi ini mudah diakses oleh warga Samarinda dan sekitarnya.
“Di dekat halaman itu ada berbagai permainan, termasuk area lempar pisau. Lokasinya memang untuk publik, tidak dibatasi. Selama pengunjung mengikuti aturan yang berlaku, mereka bebas beraktivitas di sini,” tambahnya.
Thomas juga menegaskan bahwa akses terhadap kegiatan ini tidak dibatasi oleh keanggotaan atau biaya. Satu-satunya aspek yang dikelola secara khusus hanyalah soal parkir kendaraan, yang ditangani oleh pihak ketiga.
“Soal parkir saja yang diatur, karena dikelola oleh pihak pengelola. Tapi untuk kegiatan, tempat ini milik masyarakat dan terbuka untuk siapa saja,” tegasnya.
Melalui kombinasi pendekatan formal di sekolah dan partisipatif di ruang publik, Dispora Kaltim berharap olahraga tradisional dapat kembali hidup sebagai bagian dari kehidupan masyarakat sehari-hari. Kegiatan ini tidak hanya memperkuat identitas budaya daerah, tetapi juga menciptakan ruang interaksi antargenerasi yang sehat dan penuh nilai-nilai kebersamaan di tengah arus modernisasi.[]
Penulis: Putri Aulia Maharani | Penyunting: Aulia Setyaningrum