Dispora Kaltim Dorong Minat Anak Muda Lewat Prodi Tari Unmul

ADVERTORIAL – Upaya pelestarian budaya lokal di Kalimantan Timur mendapatkan dorongan baru dari dunia akademik. Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda kini resmi membuka program studi (prodi) seni tari, sebuah langkah strategis yang dipandang dapat memperkuat pengembangan budaya daerah lewat jalur pendidikan formal.
Kehadiran prodi baru ini turut mendapat respons positif dari kalangan pemerintahan, khususnya Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kalimantan Timur. Bagi Dispora, inisiatif Unmul menjadi bagian dari solusi jangka panjang untuk menjawab tantangan pelestarian budaya di era modern, di mana generasi muda cenderung lebih dekat dengan budaya populer daripada akar budaya tradisionalnya.
“Saya dengar Unmul baru saja membuka program studi tari. Ini tentu langkah yang sangat baik dan patut diapresiasi. Dari sisi pemerintah, kami sudah lebih dulu melakukan berbagai sosialisasi agar masyarakat mengenal dan mencintai seni tari, khususnya tari tradisional yang merupakan bagian dari identitas budaya kita,” ujar Kepala Bidang Pembudayaan Olahraga Dispora Kaltim, AA Bagus Sugiarta, saat diwawancarai secara resmi, Kamis (03/07/2025).
Bagus menyebut bahwa pemerintah melalui Dispora telah cukup intens memperkenalkan seni tari, khususnya tari tradisional, ke berbagai kalangan, termasuk generasi muda. Namun ia tak menampik bahwa animo terhadap seni tari belum sepenuhnya menggembirakan, khususnya di kalangan Gen Z yang lebih tertarik pada konten digital dan gaya hidup instan.
“Sekarang tinggal bagaimana pihak Unmul bisa membuat program yang menarik dan relevan. Kalau dikemas dengan cara yang modern, saya yakin generasi muda bisa melihat bahwa seni tari bukan hanya soal budaya, tapi juga punya masa depan yang cerah,” katanya.
Ia juga membuka peluang kolaborasi antara pemerintah daerah dan pihak kampus untuk menyukseskan program studi ini. Menurutnya, skema dukungan pendidikan seperti kelas unggulan atau beasiswa yang selama ini berjalan bisa diperluas agar mencakup prodi tari.
“Mungkin ke depan bisa disinergikan dengan program kelas unggulan atau bantuan pendidikan. Kalau prodi tari ini bisa diberikan keringanan biaya atau bahkan digratiskan, saya yakin peminatnya bisa bertambah,” jelasnya.
Dalam pandangan Dispora, pelestarian budaya tak bisa lagi dilakukan dengan pola lama yang monoton. Bagus menekankan perlunya pendekatan kreatif dan modern, termasuk pemanfaatan media sosial, konten visual, hingga festival digital untuk membangkitkan ketertarikan anak muda terhadap seni tari tradisional.
“Kuncinya ada di pendekatan yang modern tanpa menghilangkan esensi tradisinya. Kita bisa memanfaatkan media sosial, festival, hingga teknologi digital untuk menarik perhatian Gen Z agar mereka mau mempelajari dan mencintai seni tari tradisional,” tegasnya.
Dengan adanya prodi tari di Unmul, Bagus berharap akan lahir generasi baru yang tidak hanya memahami nilai estetika dan historis dari seni tari, tetapi juga mampu mengembangkan dan mempromosikannya secara lebih luas.
“Kami optimis. Jika diberikan ruang, fasilitas, dan pendekatan yang tepat, seni tari di Kaltim akan tetap lestari dan semakin diminati anak-anak muda,” pungkasnya.[]
Penulis: Putri Aulia Maharani | Penyunting: Aulia Setyaningrum