Legislator Apresiasi Aksi Nyata Tangani Banjir Samarinda

ADVERTORIAL – Upaya Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda dalam menangani persoalan banjir mendapatkan pengakuan dari kalangan legislatif. Salah satu dukungan datang dari anggota Komisi III DPRD Provinsi Kalimantan Timur, Subandi, yang menilai langkah-langkah konkret telah dilakukan dengan serius, bahkan hingga ke tahapan teknis di lapangan.
Subandi yang merupakan wakil rakyat dari daerah pemilihan Samarinda menegaskan bahwa penanganan banjir oleh Pemkot bukan hanya bersifat simbolis, tetapi mencerminkan kerja nyata. Ia mengungkapkan, proyek-proyek peningkatan infrastruktur drainase yang sedang berjalan menjadi bukti konkret.
Salah satunya dapat dilihat di kawasan Jalan Ir H Juanda, tepatnya di sekitar Universitas 17 Agustus, di mana aktivitas alat berat masih berlangsung hingga malam hari. “Ini pelayanan nyata, bukan simbolik. Saya menyaksikan sendiri bagaimana tim teknis masih bekerja saat malam, demi menuntaskan pembangunan drainase,” ungkap Subandi, Senin (16/06/2025).
Menurutnya, perubahan mulai terasa dari sisi kecepatan surutnya air saat hujan deras. Jika sebelumnya genangan bisa bertahan hingga empat hari, kini hanya butuh satu hingga dua jam untuk surut. Hal itu dianggap sebagai kemajuan yang menunjukkan adanya dampak dari pengerjaan sistem drainase yang dilakukan dengan intensif dan berkelanjutan. “Dulu air bisa menggenang sampai empat hari. Sekarang, satu atau dua jam sudah kering. Ini kemajuan yang patut diapresiasi,” jelas politisi dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut.
Meski demikian, Subandi mengingatkan bahwa banjir tidak akan bisa dihindari sepenuhnya, terutama jika faktor alam seperti naiknya muka air Sungai Mahakam bersamaan dengan hujan deras terjadi kembali. Peristiwa banjir besar yang sempat melanda pada 12 dan 27 Mei 2025 menjadi pengingat penting bahwa mitigasi bencana harus terus ditingkatkan. “Jangan sampai terjadi lagi dan ketika ada kejadian serupa harus punya antisipasi atau mitigasi bencana dan ini yang harus disiapkan,” tegasnya.
Pada dua kejadian banjir besar tersebut, sejumlah wilayah di Samarinda seperti Jalan DI Panjaitan, Mugirejo, Air Hitam, P. Suryanata, dan Pasar Pagi terendam air dengan ketinggian antara 50 hingga 100 sentimeter. Bahkan, beberapa kejadian tanah longsor dan pohon tumbang turut tercatat sebagai dampak bencana.
Subandi menekankan bahwa komitmen Pemkot Samarinda harus dibarengi dengan kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat. Menurutnya, penyelesaian masalah banjir bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga seluruh lapisan masyarakat, terutama dalam menjaga kebersihan lingkungan dan tidak membuang sampah sembarangan.
“Kami di DPRD akan terus mengawasi jalannya program ini. Infrastruktur penanganan banjir adalah kebutuhan dasar masyarakat. Itu harus jadi prioritas, dan kesadaran masyarakat sangat diperlukan. Jangan buang sampah sembarangan. Pemerintah sudah berbuat, kini saatnya kita bersama-sama menjaga lingkungan,” tutup Subandi. Sinergi antara kebijakan yang berpihak pada pembangunan infrastruktur dan dukungan masyarakat menjadi kunci untuk menjadikan Samarinda sebagai kota yang tangguh terhadap bencana banjir. []
Penulis: Selamet | Penyunting: Aulia Setyaningrum