Dispora Kaltim Dorong Pemuda Kembangkan Potensi Berkelanjutan

ADVERTORIAL – Tantangan membangun generasi muda di Kalimantan Timur (Kaltim) bukan hanya soal fasilitas atau program pembinaan, tetapi juga menyangkut cara pandang dan pola hidup mereka. Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kaltim menilai, karakteristik daerah, kondisi sosial, serta budaya setempat berpengaruh besar terhadap arah perkembangan pemuda di wilayah ini.

Analis Kebijakan Ahli Muda Dispora Kaltim, Hasbar Mara, mengatakan bahwa perbedaan latar belakang antarwilayah menjadi salah satu penyebab ketimpangan dalam pengembangan pemuda.

“Karakteristik dan mindset menjadi faktor yang cukup mempengaruhi,” ujar Hasbar Mara saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (08/08/2025).

“Di beberapa daerah, sangat sulit mendorong pemuda agar bisa sejajar atau setara dengan daerah lain. Salah satu penyebabnya adalah pola kehidupan mereka, di mana setelah tamat SMA, banyak yang langsung harus banting tulang untuk menghidupi keluarganya.”

Hasbar mencontohkan daerah dengan dominasi industri tambang sebagai gambaran konkret. Menurutnya, prospek kerja yang menggiurkan di sektor tersebut membentuk pola pikir generasi mudanya.

“Misalnya di daerah yang mayoritas terdapat perusahaan tambang, otomatis hal itu mempengaruhi pola pikir pemuda. Begitu lulus SMA, mereka cenderung langsung terjun menjadi karyawan perusahaan karena hasilnya menggiurkan,” jelasnya.

“Jadi, untuk mengarahkan mereka agar mau berusaha atau mengembangkan diri di bidang lain, tantangannya cukup besar.”

Ia menegaskan, bekerja di perusahaan tambang memang merupakan pilihan sah dan menjanjikan secara ekonomi. Namun, dari perspektif pembangunan pemuda, kesempatan untuk mengasah keterampilan lain sering kali terabaikan.

“Walaupun memang pekerjaan di perusahaan itu tetap masuk dalam kategori pekerjaan, tapi dari sisi pengembangan potensi kepemudaan, ada tantangan tersendiri,” tegasnya.

Dispora Kaltim kini berupaya mencari pola pendekatan yang mampu menyesuaikan dengan karakter tiap daerah. Hasbar menekankan, program yang dirancang tidak bisa seragam, melainkan harus relevan dengan kebutuhan dan kondisi lokal. Bidang-bidang seperti wirausaha, kepemimpinan, dan kegiatan sosial menjadi fokus pembinaan agar pemuda tidak hanya terpaku pada pekerjaan instan.

Pihaknya juga mendorong peran aktif pemerintah kabupaten/kota, lembaga pendidikan, serta organisasi kepemudaan untuk memberi edukasi dan motivasi. Harapannya, generasi muda Kaltim terdorong untuk membangun potensi berkelanjutan yang memberi dampak lebih luas bagi masyarakat.

Dengan tantangan mindset dan pola hidup yang kompleks, Hasbar menyadari perubahan tidak akan datang secara cepat. “Kita tidak bisa mengubah pola pikir ini dalam waktu singkat, tapi dengan langkah konsisten dan dukungan dari berbagai pihak, kita bisa menciptakan generasi muda yang lebih adaptif, kreatif, dan berdaya saing,” pungkasnya. []

Penulis: Putri Aulia Maharani | Penyunting: Aulia Setyaningrum

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *