DPRD Samarinda Dorong Literasi Digital untuk Generasi Muda

ADVERTORIAL – Kepemilikan media sosial seperti Facebook, Instagram, TikTok, dan X telah menjadi hal yang hampir universal di kalangan masyarakat. Namun, di balik kemudahan akses ini, terselip tantangan besar. Banyak pengguna yang masih menyalahgunakannya, baik dengan menelusuri konten tidak bermanfaat maupun berkomentar dengan nada tidak sopan. Fenomena ini menyoroti urgensi kesadaran berdigital, khususnya bagi generasi muda, untuk lebih bijak dalam bermedia. Peningkatan literasi digital dinilai krusial agar masyarakat tidak hanya cakap secara teknis, tetapi juga mengedepankan etika dan tanggung jawab dalam setiap unggahan dan interaksi di dunia maya.

Dampak dari penggunaan media sosial yang tidak terkontrol kini merambah ke ranah yang sangat pragmatis: dunia kerja. Jejak digital seseorang telah menjadi portofolio tersembunyi yang kerap diperhitungkan perusahaan. Banyak pelamar kerja yang gagal merebut peluang bukan karena kurangnya kompetensi teknis, melainkan karena konten negatif pada akun media sosialnya. Hal ini menegaskan bahwa reputasi online kini sama pentingnya dengan ijazah dan pengalaman kerja.

Merespons realitas ini, Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Samarinda, M. Novan Syahronny Pasie, menyatakan bahwa digitalisasi telah menjadi arus utama yang memengaruhi semua sektor, termasuk ketenagakerjaan. Kemampuan beradaptasi dengan dunia digital bukan lagi sekadar keunggulan, melainkan sebuah keharusan. “Hari ini peran digitalisasi sendiri kan sudah menjadi faktor yang sangat utama ya, apalagi dalam dunia kerja,” ujarnya saat ditemui di Kantor DPRD Kota Samarinda, Jumat (22/08/2025) sore.

Novan melanjutkan, tuntutan terhadap calon pekerja kini semakin kompleks. Mereka tidak hanya harus menguasai keterampilan keras (hard skills) bidangnya, tetapi juga harus mampu membangun citra profesional melalui media digital. “Jadi memang berkaitan tentang, apa yang diharapkan oleh para perusahaan-perusahaan yang memang mencari para pekerja harus memang para pekerja ini sendiri juga harus mempunyai yang namanya media, khususnya media sosialnya,” katanya.

Ia menegaskan dengan tegas bahwa media sosial telah berevolusi menjadi cermin diri yang memantulkan karakter dan profesionalitas individu. “Makanya kita selalu menyampaikan, bijaklah menggunakan media sosial,” tegasnya.

Peringatan tersebut khususnya ditujukan kepada generasi muda yang sedang mempersiapkan karier. Setiap unggahan, komentar, atau bahkan like dapat menjadi bumerang yang memengaruhi penilaian perekrut. “Jangan jadikan media sosial itu sebagai alat untuk kita melakukan sesuatu yang negatif, karena media sosial sendiri merupakan gambaran dari si pemilik akun sendiri,” jelasnya.

Dengan demikian, kesadaran untuk menggunakan media sosial secara bertanggung jawab mutlak diperlukan. Langkah strategis melalui penguatan literasi digital di semua lini pendidikan formal, keluarga, dan kebijakan pemerintah menjadi kunci untuk mempersiapkan generasi muda yang tidak hanya melek teknologi, tetapi juga cerdas dan beretika dalam membangun masa depannya di dunia digital.[]

Penulis: Selamet | Penyunting: Aulia Setyaningrum

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *