Zebra Cross Belum Efektif, Keselamatan Anak Sekolah Terancam

ADVERTORIAL – Pembangunan zebra cross di Jalan Ir H Juanda, tepatnya di depan SMA Negeri 5, SMA Negeri 3, dan SMP Negeri 4 Samarinda, hingga saat ini belum dapat direalisasikan. Dinas Perhubungan (Dishub) Samarinda menyatakan, meskipun anggaran dan kesiapan teknis sudah tersedia, pelaksanaan proyek masih menunggu persetujuan pemerintah pusat.

Terkait hal ini, anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat dAERAH (DPRD) Samarinda, Abdul Rohim, menekankan pentingnya keselamatan masyarakat, khususnya pelajar, dalam setiap kebijakan transportasi. Menurutnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda sebaiknya memastikan keberadaan zebra cross terlebih dahulu sebelum melakukan pembongkaran Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) di Jalan Ir H Juanda.

“Intinya, jangan sampai kebijakan diambil tapi justru mengorbankan keselamatan masyarakat, apalagi anak-anak sekolah. Itu yang utama, jangan JPO dibongkar dengan alasan ternyata tidak dipakai namun solusi alternatif belum disiapkan,” ujar Rohim saat ditemui awak media di Samarinda, Sabtu (04/10/2025).

Rohim menambahkan, alternatif seperti zebra cross belum tentu menjamin keamanan. Apalagi, jalan tersebut merupakan jalan nasional dan banyak pengendara yang kerap abai terhadap marka penyeberangan. “Zebra cross kadang tidak efektif. Pengendara tetap melaju meski ada penyeberang dan itu harus dikaji untuk memastikan bahwa faktor keselamatan itu menjadi yang utama, sehingga setiap kebijakan harus diiringi dengan antisipasi,” jelasnya.

Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini juga menekankan perlunya fasilitas tambahan, seperti pelican crossing, untuk mendukung keamanan pejalan kaki di sekitar sekolah. Menurut Rohim, pelajar dan masyarakat lebih memilih menyeberang lewat zebra cross daripada menggunakan JPO.

“Saya menilai solusi terbaik adalah zebra cross yang dipadukan dengan pelican crossing, lampu penyeberangan yang bisa diaktifkan saat dibutuhkan, karena membangun lagi jembatan penyeberangan dalam sejarahnya JPO ini sepertinya tidak terlalu disukai untuk menjadi opsi,” ujarnya.

Rohim berharap Dishub Samarinda dapat segera mendorong pemerintah pusat untuk memberikan persetujuan pembangunan pelican crossing di depan SMA Negeri 5, SMA Negeri 3, dan SMP Negeri 4, serta seluruh sekolah lain yang berada di pinggir jalan raya. Dengan begitu, pengendara diharapkan memberikan kesempatan bagi pejalan kaki untuk menyeberang, terutama saat ada isyarat lampu dan alarm peringatan.

“Berharap sebaiknya pelican crossing ada di seluruh zona sekolah, kalau sudah dengan begitu nanti kendaraan akan berhenti karena melihat isyarat lampu dan bunyi alarem peringatan,” tutup Rohim. []

Penulis: Selamet | Penyunting: Aulia Setyaningrum

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *