DPRD Samarinda Waspadai Influenza Malaysia
ADVERTORIAL – Lonjakan kasus influenza di Malaysia menjadi perhatian serius Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Samarinda. Kondisi ini dinilai dapat menjadi sinyal kewaspadaan dini bagi masyarakat Indonesia, khususnya di wilayah Kalimantan Timur (Kaltim), mengingat tingginya mobilitas antarnegara dan ketidakpastian kondisi iklim global.
Wakil Ketua Komisi IV DPRD Samarinda, Sri Puji Astuti, menekankan bahwa perubahan iklim ekstrem yang melanda berbagai negara di dunia menjadi salah satu faktor meningkatnya penyebaran penyakit menular, termasuk influenza. “Dengan adanya perubahan iklim ekstrem secara global, virus-virus baru maupun lama bisa kembali aktif. Karena itu, masyarakat harus lebih waspada dan memperhatikan kesehatan lingkungan,” ujarnya saat ditemui di kantor DPRD Samarinda, Rabu (29/10/2025).
Menurut Sri Puji, fluktuasi suhu, curah hujan tinggi, serta kelembapan udara yang tidak stabil dapat memicu berkembangnya berbagai jenis virus, termasuk influenza. Kondisi ini menuntut masyarakat memperkuat imunitas tubuh dan menjaga kebersihan diri serta lingkungan sekitar. “Bisa jadi, lingkungan kita sebelumnya masih dalam kondisi sehat, namun dengan perubahan cuaca yang drastis, daya tahan tubuh manusia juga bisa menurun. Ini membuka peluang bagi virus untuk mudah menular,” tambahnya.
Politisi Partai Demokrat ini juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat dalam mencegah penyebaran penyakit menular. Sri Puji mendorong Dinas Kesehatan Samarinda melakukan langkah antisipatif, termasuk memperketat pemantauan penyakit berbasis iklim dan memperkuat edukasi kesehatan masyarakat. “Pemerintah daerah perlu mengintensifkan sosialisasi mengenai bahaya influenza dan cara pencegahannya. Termasuk, mengingatkan masyarakat untuk menjaga pola makan, cukup istirahat, dan rutin berolahraga agar daya tahan tubuh tetap kuat,” ujarnya.
Selain itu, ia mengingatkan masyarakat agar tidak menganggap remeh gejala flu biasa. “Jika ada gejala demam tinggi, batuk, atau pilek yang tidak kunjung membaik, segera periksa ke fasilitas kesehatan. Jangan menunggu parah,” tegas Sri Puji.
Sri Puji menutup dengan harapan bahwa kesadaran masyarakat dalam menjaga kesehatan dapat mencegah penyebaran penyakit menular di Samarinda, terlebih di tengah perubahan iklim global yang semakin ekstrem. “Kunci utamanya adalah menjaga daya tahan tubuh dan menciptakan lingkungan yang sehat. Dengan begitu, kita bisa bersama-sama mencegah potensi wabah seperti yang terjadi di negara lain,” tutupnya.
Dengan langkah antisipatif, edukasi kesehatan, dan kesadaran masyarakat, Samarinda diharapkan mampu menghadapi risiko penyebaran influenza dan penyakit menular lain yang dipengaruhi kondisi iklim global. []
Penulis: Selamet | Penyunting: Aulia Setyaningrum
